Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Beli Lukisan di Alun-alun Cianjur Rp 10 Juta

Kompas.com - 08/02/2019, 17:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membeli sebuah lukisan di alun-alun Cianjur, Jawa Barat.

Usai berpidato di depan para perangkat desa di alun-alun Cianjur, Jumat (8/2/2019) siang, Jokowi meninjau alun-alun tersebut.

Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Plt Bupati Cianjur Herman Suherman.

Baca juga: Cerita Jokowi Dikejar-kejar Bupati untuk Resmikan Alun-alun Cianjur

Setelah berjalan melewati lorong 'asmaul husna', Presiden tertarik melihat sekelompok pelukis yang sedang berkegiatan di salah satu sudut alun-alun.

Salah satu lukisan yang dilirik Jokowi adalah lukisan tubuh kakek-kakek karya Jaja. Rupanya, ia menginstruksikan staf ajudannya untuk membeli lukisan tersebut.

"Beliau mengapresiasi karya saya. Katanya bagus dan suka. Akhirnya dibeli sama Pak Presiden, Rp 10 juta, tanpa ditawar," ujar Jaja.

Baca juga: Saat Jokowi Heran Harga Jual Jagung Kering di Petani Rp 3.500 Per Kilogram...

Jaja mengapresiasi Jokowi yang tidak menawar karya seninya.

"Itu apresiasi beliau berarti. Beliau mengerti karya seni yang bagus, makanya enggak ditawar ya," lanjut Jaja.

Lukisan yang dihasilkan adalah sesosok kakek-kakek yang sedang terduduk sambil tersenyum. Tangan kirinya diangkat di dahinya seolah sedang mengelap keringat.

"Iya, ini kakek-kakek lagi rileks," kata Jaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com