Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabloid Sejenis Indonesia Barokah Berpotensi Muncul Kembali

Kompas.com - 30/01/2019, 14:49 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur New Media Watch Agus Sudibyo mengatakan, konten tabloid sejenis Indonesia Barokah dikhawatirkan akan muncul kembali jelang hari Pemilu 17 April 2019, khususnya di media sosial.

"Masih ada dua bulan lagi menuju hari pemilihan. Dikhawatirkan muncul tabloid serupa yang lebih menyerang kontennya, dalam versi digital, yang persebaranya sulit dikontrol," ujar Agus dalam diskusi bertajuk "Tabloid Indonesia Barokah: Karya Jurnalistik atau Kumpulan Opini?" di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Tabloid Indonesia Barokah, Konten, Persebaran, hingga Respons Dewan Pers

Potensi muncul tabloid serupa, baik dalam versi cetak maupun digital, sangan mungkin terjadi dengan motif aksi dan reaksi. Maka dari itu, diharapkan tabloid seperti itu tidak dilanjutkan oleh semua pihak yang terlibat di Pemilu 2019.

"Jangan sampai ada tabloid yang muncul lagi sebagai reaksi dan tabloid Indonesia Barokah seperti berbalas pantun. Kalau dilanjutkan akan tidak kondusif untuk persatuan umat karena yang disasar adalah tempat ibadah," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Bawaslu Telusuri Redaksi Tabloid Pembawa Pesan di Jakarta Selatan

Akan tetapi, konten versi digital dinilai Agus lebih berbahaya karena persebarannya tidak bisa terkontrol. Sebab, konten digital sifatnya lebih cepat dalam memviralkan sebuah informasi.

Direktur New Media Watch Agus Sudibyo dalam diskusi bertajuk Tabloid Indonesia Barokah: Karya Jurnalistik atau Kumpulan Opini? di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (30/1/2019).   CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com Direktur New Media Watch Agus Sudibyo dalam diskusi bertajuk Tabloid Indonesia Barokah: Karya Jurnalistik atau Kumpulan Opini? di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

"Kalau disebar versi digital ya susah, siapa penyebar pertamanya, siapa aktornya, dan sebagainya. Kalau versi cetak kan cepat, contohnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang langsung menyetop penyebaran bekerja sama dengan PT Pos Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: Setelah Tabloid Indonesia Barokah, Kini Muncul Tabloid Pembawa Pesan di Jakarta Selatan

Sebelumnya, Dewan Pers telah menyimpulkan bahwa tabloid Indonesia Barokah bukan merupakan produk jurnalistik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

“Pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh Indonesia Barokah dipersilakan menggunakan UU lain di luar UU 40/1999 tentang Pers, karena dilihat dari sisi adminitrasi dan konten, Indonesia Barokah bukan pers,” kata Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dalam keterangan tertulisny, Selasa (29/1/2019) malam.

Baca juga: 1.051 Amplop Tabloid Indonesia Barokah di Bengkulu Akan Dikembalikan ke Pengirim

Kajian Dewan Pers juga menyatakan bahwa tulisan dan konten dalam rubrik laporan utama dan liputan khusus hanya memuat beberapa pernyataan dari narasumber yang telah dimuat oleh media siber lain.

Yosep Adi Prasetyo, yang biasa disapa Stanley, mengatakan, tulisan yang terdapat pada tabloid Indonesia Barokah memuat opini yang mendiskreditkan salah satu calon presiden tanpa melakukan verifikasi, klarifikasi ataupun konfirmasi kepada pihak yang diberitakan.

Ia menyebutkan, konfirmasi merupakan kewajiban media sebagaimana termaktub dalam kode etik jurnalistik.

Kompas TV Dewan pers menyatakan tabloid Indonesia Barokah bukan merupakan produk jurnalistik seperti yang tercantum dalam undang-undang pers. Dari hasil penelitian dan analisis dari dewan pers ditemukan ketidak berimbangan dari isi yang dibuat tabloid Indonesia Barokah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com