Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paslon Tawarkan Deradikalisasi Terorisme, Pengamat Sebut Itu Program Gagal

Kompas.com - 18/01/2019, 09:42 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, program deradikalisasi untuk menangani teroris adalah program gagal.

Deradikalisasi itu sebenarnya program gagal, sayangnya kedua paslon ini tidak punya imajinasi bagaimana menciptakan program lain,” kata Chaidar saat dihubungi, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Paparan 2 Paslon soal Isu Terorisme Masih Jauh dari Harapan Publik

Program deradikalisasi bertujuan untuk menurunkan “tensi” paham-paham kekerasan yang sudah melekat dan merasuk dalam pikiran para teroris.

“Menurut saya tidak perlu program deradikalisasi, karena itu buang-buang waktu, uang, dan cenderung resistensi tinggi sekali dan sudah memakan banyak korban juga,” tutur Chaidar.

Pelaku terorisme, menurut Chaidar, harus dikembalikan kemanusiaannya. Sehingga, program yang tepat untuk menekan serta mengantisipasi terorisme adalah lewat cara humanisasi.

Pengamat politik dan terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al ChaidarKompas.com/Masriadi Pengamat politik dan terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar

“Begini, seseorang menjadi teroris itu hilang kemanusiaannya. Kehilangan kemanusiaan ini haruslah cepat-cepat diganti dengan hal yang membuat mereka kembali “manusia”,” tutur Chaidar.

Baca juga: Prabowo: Seringakali Terorisme Dikirim dari Negara Lain dan Dibuat Nyamar

Selain itu, program lain yang tepat untuk menanggulangi terorisme, tutur Chaidar, adalah kontra wacana.

Sebab, seringkali seseorang menjadi radikal karena penafsiran terhadap wacana.

"Sering menjadi radikal atau teroris karena penafsiran terhadap wacana, harus ada program pencegahan kontra wacana, jadi langsung pada titik persoalan,” katanya.

“Seharusnya ada calon-calon presiden yang memiliki ide tentang ‘kalau program ini gagal kita cari program yang lain, apakah program humanisasi atau program kontra wacana’,” sambung Chaidar.

Kompas TV Debat Pertama Capres &amp; Cawapres <a href="https://www.youtube.com/results?search_query=#Pemilu2019">#Pemilu2019</a>
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com