Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Malari, Saat Mahasiswa Melawan Rencana Investasi Soeharto

Kompas.com - 15/01/2019, 11:07 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir masa pemerintahan Soekarno pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965 menjadi titik baru dalam sejarah Indonesia. Saat itu, Soeharto secara perlahan bertampuk di kekuasaan.

Awal dari berkuasanya Soeharto dimulai dengan julukan Orde Baru. Soeharto memang bukan dari kalangan akademisi yang pandai untuk membuat rencana yang baik. Dia juga bukan intelektual layaknya Soekarno atau Mohammad Hatta.

Namun, Soeharto punya pengalaman cukup kaya dalam strategi militer. Berbagai posisi strategis pernah didapatkannya, baik itu dari Pangdam hingga Pangkostrad.

Para periode awal Soeharto berkuasa, semuanya tampak baik-baik saja. Memang sejumlah kritik muncul terkait cara Soeharto menangani lawan politiknya, terutama yang dikaitkan dengan aktivitas Partai Komunis Indonesia. Namun, saat itu dianggap belum ada bentuk "perlawanan" berarti terhadap Orde Baru yang belum sewindu berdiri.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, kritik terhadap Soeharto mulai muncul beberapa tahun setelahnya. Salah satu bentuk kritik adalah dalam kebijakan ekonomi.

Kebijakan Orde Baru dianggap semakin liberal, sebab membiarkan investasi asing masuk begitu deras ke Indonesia.

Hari ini 45 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Januari 1974, mahasiswa turun ke jalan untuk menentang rencana investasi besar-besaran Jepang di Indonesia. Demonstrasi besar dilakukan bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka di Ibu Kota.

Peristiwa itu kemudian berakhir tragis karena terjadi kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta, terutama Pasar Senen. Sejarah kemudian mencatat peristiwa ini dengan nama Malapetaka 15 Januari 1974 atau Peristiwa Malari.

Pemerintah Orde Baru menuding mahasiswa melakukan kekerasan dan kerusuhan. Hal ini menjadi alasan bagi rezim pimpinan Soeharto untuk menangkap sejumlah aktivis mahasiswa dengan dalih menjadi dalang Peristiwa Malari.

Baca liputan lengkap tentang kekuasaan Presiden Soeharto dalam liputan interaktif, VIK: Kejatuhan (daripada) Soeharto.

Awal bentrokan

Dikutip dari buku "Menyibak Tabir Orde Baru" karya Jusuf Wanandi, mahasiswa sebelumnya melakukan demonstrasi lunak di dalam kampus. Hingga kemudian, mereka mulai memberanikan diri untuk turun ke jalan.

Momen kedatangan PM Jepang Kakuei Tanaka yang berkunjung ke Jakarta dijadikan momentum untuk aksi demonstrasi.

Awalnya, mahasiwa melakukan aksi di kampus Universitas Trisakti. Aksi tersebut dikenal dengan Apel Tritura 1974, yang berisi tiga tuntutan yaitu "turunkan harga, bubarkan asisten pribadi presiden, dan gantung koruptor".

Pada acara itu, aksi juga diakhiri dengan pembakaran boneka Tanaka yang disimbolkan sebagai penjajah ekonomi.

Pada hari itu, juga ratusan mahasiswa dan pelajar melakukan long march dari Universitas Indonesia (UI) di Salemba, Jakarta Pusat ke Universitas Trisakti di Grogol, Jakarta Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com