Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2018, 16:32 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (20/5/1998) malam, semua orang di rumah Wakil Presiden BJ Habibie terkejut mendengar kabar bahwa Presiden Soeharto akan mundur.

Malam itu, sejumlah menteri Kabinet Pembangunan VII sudah berkumpul di rumah BJ Habibie untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menjadi saksi kunci keadaan di rumah Habibie satu malam sebelum reformasi. Ia ingat betul apa yang terjadi malam itu.

"Malamnya saya mendampingi Pak Habibie menerima para menteri yang mengundurkan diri yang dipimpin oleh Menko Pak Ginandjar Kartasasmita," ujar Jimly saat membuka acara Refleksi 20 Tahun Reformasi, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Saat itu, kata dia, Habibie tidak mengetahui ada sejumlah menteri yang akan menyatakan pengunduran diri di tengah situasi genting dan desakan kuat masyarakat jelang reformasi 1998.

Namun, setelah para menteri datang dan menyatakan pengunduran diri, Habibie langsung menyuruh ajudannya menelpon ajudan Presiden Soeharto. Malam itu juga, Habibie meminta waktu untuk bertemu Pak Harto.

Namun, ungkap Jimly, telepon itu diserahkan ajudan Pak Harto kepada Menteri Sekretaris Kabinet Saadillah Mursjid.

"Mensekab malam itu langsung bicara ke Pak Habibie intinya 'Bapak tidak perlu bertemu dengan Presiden malam ini. Besok Presiden akan mundur dari jabatan Presiden'," kata Jimly.

Mendengar kabar itu, semua orang di rumah Habibie kaget sekaligus ada kegembiraan. Sebab reformasi yang diinginkan rakyat akan segara terwujud.

Baca juga: Gerakan Perempuan dalam Pergolakan Reformasi 1998

Sontak, ucap dia, Ginandjar Kartasasmita meminta agar segara dilangsungkan doa saat itu juga. Jimly yang saat itu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) lantas diminta memimpin doa.

"Maka jadilah saya memimpin doa, begitu doa ternyata Ibu Ainun belum ada. Pak Habibie bilang panggil Bu Ainun, Bu Ainun datang maka kita berdoa sama-sama," kata dia.

"Kami mendoakan Indonesia, mendoakan reformasi berjalan terus, mendoakan Pak Harto, dan mendoakan Pak Habibie. Alhamdulilah, semua doa itu sudah terkabul. Sekarang kita bisa memperingati 20 tahun reformasi," sambungnya.

Kompas TV Saat itu, BJ Habibie menggantikan Presiden ke-2 RI Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Momen Risma Menangis Dengar Kisah Ibu 90 Tahun yang Tak Dapat Bansos

Momen Risma Menangis Dengar Kisah Ibu 90 Tahun yang Tak Dapat Bansos

Nasional
Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

Nasional
Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum, Konsistensi Golkar Bakal Jadi Taruhan

Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum, Konsistensi Golkar Bakal Jadi Taruhan

Nasional
Elite Golkar Sebut Airlangga Mampu Membalikkan Persepsi Negatif dan Layak Dipilih Lagi

Elite Golkar Sebut Airlangga Mampu Membalikkan Persepsi Negatif dan Layak Dipilih Lagi

Nasional
Jokowi Dinilai Tak Mungkin Terabas Aturan dan Jadi Ketum Golkar

Jokowi Dinilai Tak Mungkin Terabas Aturan dan Jadi Ketum Golkar

Nasional
8 Caleg Dapil DIY yang Lolos Senayan, Titiek Soeharto Masuk

8 Caleg Dapil DIY yang Lolos Senayan, Titiek Soeharto Masuk

Nasional
PKB Buka Komunikasi dengan Golkar, Gerindra, dan Nasdem untuk Pilkada Jatim

PKB Buka Komunikasi dengan Golkar, Gerindra, dan Nasdem untuk Pilkada Jatim

Nasional
Arsul Sani Belum Ajukan Hak Ingkar Tangani Sengketa Pemilu yang Libatkan PPP

Arsul Sani Belum Ajukan Hak Ingkar Tangani Sengketa Pemilu yang Libatkan PPP

Nasional
Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com