Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa Meningkat dan Rupiah Menguat, Ini Kata Wapres Kalla

Kompas.com - 08/01/2019, 20:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, peningkatan cadangan devisa dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Dari faktor internal, Kalla mengatakan Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Dengan demikian, kata Kalla, para investor kembali tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Di samping itu juga ekonomi AS tidak sekuat sebelumnya. Banyak masalah-masalah sehingga mereka lebih memilih untuk investasi ke luar sehingga rupiah kita menguat," ujar Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Baca juga: Gubernur BI Sebut 2 Alasan Rupiah Menguat Signifikan Hari Ini

Ia menambahkan, pemerintah akan terus menjaga kondisi tersebut dengan menstabilkan neraca perdagangan agar defisitnya tak terus meningkat.

Kalla juga mengatakan jika BI konsisten menjaga tingkat suku bunga acuan di angka 6 persen maka cadangan devisa akan terus meningkat dan rupiah juga akan terus menguat.

"Ya ini kan banyak faktor. Faktor dalam negeri dan faktor luar. Nah, mudah-mudahan AS, FED (Bank Sentral AS) tidak lagi menaikkan bunganya. Kalau tidak menaikkan bunganya maka cenderung akan stabil," lanjut Kalla.

Baca juga: Tim Jokowi Beberkan Penyebab Cadangan Devisa Indonesia Melesat Tajam

BI sebelumnya menyebutkan, posisi candangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 mencapai 120,7 miliar dollar AS. Angka ini lebih besar dari akhir November tahun yang sama yakni sebesar 117,2 miliar dollar AS.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," tulis BI di laman resminya, Selasa (8/1/2019).

Selain itu rupiah tercatat menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Pada Senin (7/1) pukul 11.00 WIB, 1 dollar AS dibanderol Rp 14.075, atau menguat sekitar 1,33 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Kompas TV Rupiah yang kembali menguat di bulan November ikut memupuk cadangan devisa Indonesia. Cadangan devisa November naik Rp 2 miliar Dollar Amerika Serikat dari 115,2 Miliar pada Oktober menjadi 117,2 Miliar Dollar Amerika Serikat. Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,5 5 bulan impor atau 6,3 3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Peningkatan cadangan devisa pada November 2018 berasal dari penerimaan devisa migas penarikan utang luar negeri pemerintah dan penerimaan devisa lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com