JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut positif penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Kamis (6/9/2018) sore.
Mengutip Kontan dari Bloomberg, nilai tukar rupiah pukul 15:59 WIB di posisi Rp 14.893 per dollar AS. Pada Rabu (5/9/2018) kemarin, nilai tukar mendekati Rp 15.000 per dollar AS.
"Sudah terbukti hari ini lebih rendah dibanding kemarin kan?," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Kalla menilai, penguatan nilai tukar rupiah pada Kamis sore ini karena upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot mata uang Garuda itu.
Baca juga: Rupiah Melorot, Ganjar Minta Transaski Uang Asing Dikurangi
Ia juga mengatakan, pemerintah relatif mampu menjaga nilai tukar rupiah agar tak terus-menerus jeblok ditekan oleh penguatan nilai tukar dollar AS.
"Baguslah ada pengaruh daripada kebijakan pemerintah. Artinya jam-jam ini turun," kata Kalla.
Rabu kemarin, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, hingga hari Selasa (5/9/2018) BI telah mengeluarkan Rp 11,9 triliun baik di pasar valuta asing maupun membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Hal itu dilakukan sebagai langkah stabilisasi nilai tukar salah satunya dengan intervensi ganda di pasar valuta asing.
Selain itu, pemerintah juga menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor atau PPh pasal 22 kepada 1.147 barang.
Baca juga: Setiap Rupiah Melemah Rp 100, Dua Perusahaan Tambang Ini Raup Untung
Langkah ini untuk mengendalikan impor, memperbaiki defisit neraca pembayaran sehingga mendongkrak rupiah.
Sebelumnya, Kalla ikut mengimbau masyarakat yang memiliki dollar untuk menukarnya ke rupiah untuk membantu penguatan.
Meski demikian, Kalla meyakini rupiah akan kembali menguat setelah terus-menerus ditekan dollar AS dua pekan ini.
Pemerintah, kata dia, memiliki kemampuan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah.