JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengusulkan agar penyampaian visi misi tidak perlu dilakukan di awal setiap debat pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019.
Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima, beralasan, penyampaian visi misi telah dilakukan sebelum debat. Visi misi disampaikan pada sosialisasi yang dijadwalkan pada 9 Januari 2019.
"Kepanjangan, ya sudah, visi misi dikasih di depan (tanggal 9 Januari), yang lima kali debat berikutnya ya debat penuh tidak perlu pakai (pemaparan) visi misi," kata Aria saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2019).
Baca juga: Prabowo dan Jokowi Seri soal HAM, Fahri Hamzah Yakin Debat Pertama Akan Seru
Aria menjelaskan, hal itu tak berarti pihaknya menolak diskusi soal visi misi masing-masing pasangan calon pada debat.
Hanya saja, ia menekankan, pemaparan visi misi tidak perlu berkali-kali atau cukup pada agenda sosialisasi.
"Sudah 2 jam visi misi, kebijakan, program, nanti dalam acara debat masih 12 menit visi misi, untuk apa, kan sudah disampaikan di 2 jam," jelas dia.
Ia berpendapat, debat sebaiknya langsung dimulai dengan adu program, visi misi, dan kebijakan antarkedua paslon.
Baca juga: Kontras: Bahas HAM di Debat Capres Tak Jamin Agenda HAM Jadi Prioritas
"Jangan ada lagi di debat, langsung paparan, tarung aja program, enggak ada lagi (pemaparan) visi misi," kata Ario.
"Jangan dianggap kita enggak mau, kita pengennya jangan overlapping," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, KPU berencana menggelar sosialisasi visi-misi capres-cawapres, 9 Januari 2019.
Sosialisasi tersebut dinilai penting dilakukan sebelum penyelenggaraan debat. Sebab, melalui sosialisasi, masyarakat diharapkan dapat memahami visi dan misi pasangan calon.
Sehingga, saat debat digelar, publik sudah lebih tahu dan punya referensi visi-misi paslon.