Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi: Bangsa Kita Sekarang Sedang Hijrah

Kompas.com - 21/12/2018, 14:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang hijrah.

Demikian diungkapkan Presiden saat berpidato di acara apel akbar Milad 1 Abad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

"Bangsa ini sekarang sedang hijrah. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah dari individualisme ke kolaborasi, kerja sama. Hijrah dari yang sering marah-marah menuju kesabaran. Hijrah dari keterbelakangan menuju bangsa berkemajuan," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, pembangunan sumber daya manusia dirasa penting. Pemerintah sedang masuk ke tahap tersebut setelah selama empat tahun terakhir fokus pada pembangunan fisik atau infrastruktur.

Baca juga: Maruf Amin: Ulama Sudah Banyak yang Sadar Isu Jokowi PKI Adalah Hoaks

Harapannya, akan terbentuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai inisiatif tinggi, daya juang yang keras, mampu berinovasi dan beradaptasi dengan baik serta memiliki moral etika dan memegang teguh nilai-nilai agama.

Presiden Jokowi menyadari bahwa nilai-nilai itu tidak bisa didapat hanya dari kegiatan belajar mengajar di dalam ruangan kelas.

Mengikuti kegiatan serupa Hizbul Wathan, menurut Jokowi, juga dapat membentuk sumber daya manusia yang dicita-citakan.

Baca juga: Presiden Jokowi di Mata Wapres Kalla...

"Hizbul Wathan ini didirikan dari ide luar biasa dari Kiai Haji Ahmad Dahlan. Hizbul Wathan mempunyai tokoh-tokoh yang luar biasa. Ada Jenderal Sudirman, Kiai Abdul Kahar Muzakir dan kedepannya saya yakin Hizbul Wathan akan melahirkan tokoh baru, panutan baru," ujar Jokowi.

Seiring dengan pembangunan sumber daya manusia itu, Presiden Jokowi juga mengajak Hizbul Wathan untuk berkontribusi menjaga perdamaian, kerukunan dan persatuan bangsa.

"Saya mengajak kita semua untuk menjaga persatuan, persaudaraan, kerukunan. Kita menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah. Karena aset terbesar bangsa kita adalah persatuan dan kerukunan," lanjut Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com