JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Haji Ma'ruf Amin membantah pendapat bahwa keberadaan dirinya tidak menyumbang elektabilitas signifikan bagi pasangannya dalam pemilihan presiden 2019, Joko Widodo.
Sebaliknya, ia mengatakan, kehadirannya justru membuat beberapa provinsi di mana Jokowi kalah dalam Pilpres 2014 lalu, kini berbalik menjadi unggul.
"Saya sudah bekerja cukup baik ya. Yang saya bilang tadi, selama dua bulan ini saya masuk ke Jawa Timur, Jogjakarta. Bahkan ke NTB. Sekarang kami masuk ke Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menurut survei yang saya terima semuanya itu sudah dimenangkan kami meskipun tipis," ujar Ma'ruf ketika diwawancarai Rosiana Silalahi di Kompas TV, Kamis (20/12/2018) malam.
Baca juga: LSI: Maruf Amin Jadi Benteng dan Jangkar Jokowi Rebut Pemilih Muslim
Diketahui, pada Pilpres 2014 di Provinsi Banten, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla meraup 2.398.631 atau 42,90 persen suara. Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa meraup 3.192.671 atau 57,10 persen suara.
Di Jawa Barat, Jokowi-JK juga kalah dengan meraup 9.530.315 atau 40,22 persen. Sementara Prabowo-Hatta meraup 14.167.381 atau 59,78 persen suara.
Adapun di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah serta di DKI Jakarta, pasangan Jokowi-JK yang memenangkan suara.
Baca juga: Konsolidasi dengan Ulama, Maruf Amin Berkunjung ke Sukabumi
Ma'ruf melanjutkan, keunggulannya kini di sejumlah daerah di mana pada Pilpres 2014 lalu Jokowi kalah, akan menjadi modal untuk semakin memperbesar jarak dengan Prabowo-Sandiaga.
"Sekarang ke depan bagaimana bisa memperbesar kemenangan tipis itu menjadi kemenangan yang besar. Masih ada waktu sekian bulan, saya kira akan kami lihat, saya yakin kemenangannya bukan sekadar menang. Tapi harus cukup besar," lanjut dia.
Baca juga: Maruf Amin Ajak Kiai Mengingat Kembali Sejarah Berdirinya NKRI
Meski demikian, Ma'ruf tetap menghormati pendapat yang mengatakan bahwa keberadaannya tetap tidak membawa dampak positif bagi peningkatan elektabilitas Jokowi dalam Pilpres 2019. Menurut dia, boleh-boleh saja berpendapat demikian.
"Ya itu boleh saja, namanya pendapat. Bisa saja. Tapi kalau saya, bagi saya yang penting saya bekerja. Dari bulan Oktober, November, saya berkeliling. Bertemu para ulama dan mereka memberikan sambutan yang luar biasa," ujar Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.