JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif, kompetitif, dan efisien di bidang ekonomi.
Oleh karena itu, pada empat tahun masa kepemimpinannya, pemerintah berupaya memperbaiki fondasi ekonomi Indonesia.
"Selama empat tahun kami bekerja keras membangun fondasi-fondasi baru. Kita semua ingin bangsa ini hijrah, hijrah dari yang konsumtif ke yang produktif. Kita ingin hijrah menuju bangsa yang produktif, efisien, dan kompetitif," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato pada acara HUT ke-18 Metro TV yang disiarkan Senin (26/11/2018) malam.
Jokowi mengatakan, pada bulan-bulan awal masa pemerintahannya, harga-harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia anjlok.
Baca juga: Perdebatan Harga Pasar Jokowi vs Sandiaga Bikin Pertarungan Pilpres Lebih Rasional
Ekonomi dunia yang melemah membuat harga batubara, sawit, dan karet ikut menurun.
Pemerintah juga menyiasati persoalan ekonomi tersebut dengan memperbaiki struktur fiskal.
Jokowi mencontohkan, kebijakan untuk memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan digunakan untuk membangun infrastruktur seperti jalan, bandar udara, jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.
Pembangunan tidak hanya dipusatkan di Pulau Jawa, tetapi membangun sentra-sentra ekonomi baru di Pulau Jawa dan mewujudkan keadilan sosial di seluruh daerah.
"Orientasi kami memang tidak Jawa sentris, tidak hanya di Pulau Jawa tapi Indonesia sentris, inilah perubahannya," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Minta TNI Respon Perubahan Global dengan Strategi yang Besar
"Kita memilih yang Indonesia sentris karena kita ingin membangun Indonesia untuk keadilan sosial, untuk memunculkan sentra-sentra ekonomi baru di luar Jawa," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Meski demikian, Jokowi mengakui, tidak mudah bagi pemerintah dalam menjalankan proses perubahan tersebut.
Segala upaya yang dilakukan tak lantas memberikan hasil yang dapat langsung dinikmati masyarakat. Butuh waktu yang cukup panjang bagi bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan.
"Memang kadang-kadang apa yang kita hasilkan tidak instan, tidak bisa langsung kita nikmati. Itulah pil, kadang-kadang pahit, sakit, tapi harus minum itu agar kita bisa jadi bangsa yang sehat produktif, kompetitif dan efisien," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.