Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi: Kita Ingin Bangsa Ini Hijrah...

Kompas.com - 27/11/2018, 08:40 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang produktif, kompetitif, dan efisien di bidang ekonomi.

Oleh karena itu, pada empat tahun masa kepemimpinannya, pemerintah berupaya memperbaiki fondasi ekonomi Indonesia.

"Selama empat tahun kami bekerja keras membangun fondasi-fondasi baru. Kita semua ingin bangsa ini hijrah, hijrah dari yang konsumtif ke yang produktif. Kita ingin hijrah menuju bangsa yang produktif, efisien, dan kompetitif," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato pada acara HUT ke-18 Metro TV yang disiarkan Senin (26/11/2018) malam.

Jokowi mengatakan, pada bulan-bulan awal masa pemerintahannya, harga-harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia anjlok.

Baca juga: Perdebatan Harga Pasar Jokowi vs Sandiaga Bikin Pertarungan Pilpres Lebih Rasional

Ekonomi dunia yang melemah membuat harga batubara, sawit, dan karet ikut menurun.

Pemerintah juga menyiasati persoalan ekonomi tersebut dengan memperbaiki struktur fiskal.

Jokowi mencontohkan, kebijakan untuk memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan digunakan untuk membangun infrastruktur seperti jalan, bandar udara, jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.

Pembangunan tidak hanya dipusatkan di Pulau Jawa, tetapi membangun sentra-sentra ekonomi baru di Pulau Jawa dan mewujudkan keadilan sosial di seluruh daerah.

"Orientasi kami memang tidak Jawa sentris, tidak hanya di Pulau Jawa tapi Indonesia sentris, inilah perubahannya," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Minta TNI Respon Perubahan Global dengan Strategi yang Besar

"Kita memilih yang Indonesia sentris karena kita ingin membangun Indonesia untuk keadilan sosial, untuk memunculkan sentra-sentra ekonomi baru di luar Jawa," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Meski demikian, Jokowi mengakui, tidak mudah bagi pemerintah dalam menjalankan proses perubahan tersebut.

Segala upaya yang dilakukan tak lantas memberikan hasil yang dapat langsung dinikmati masyarakat. Butuh waktu yang cukup panjang bagi bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan.

"Memang kadang-kadang apa yang kita hasilkan tidak instan, tidak bisa langsung kita nikmati. Itulah pil, kadang-kadang pahit, sakit, tapi harus minum itu agar kita bisa jadi bangsa yang sehat produktif, kompetitif dan efisien," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com