Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Partai Berkarya Dilaporkan ke Bawaslu Terkait Kampanye Hitam

Kompas.com - 17/11/2018, 07:16 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Berkarya, Djoko Edhi Abdurrahman, dilaporkan Jaringan Advokat Penjaga NKRI (JAPRI) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas tuduhan melakukan kampanye hitam.

JAPRI melaporkan Djoko terkait dugaan penghinaan terhadap pasangan capres cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Penghinaan tersebut dibuktikan dengan 3 kicauan Djoko tentang Jokowi-Ma'ruf di akun Twitter pribadinya.

"Di dalam kicauannya tersebut, Djoko Edhi Abdurrahman diduga melakukan kampanye hitam dengan cara melakukan penghinaan terhadap salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu Jokowi-Ma’ruf, sebagaimana telah kami laporkan kepada Bawaslu RI," kata Presidium Nasional JAPRI, Abdul Fakhridz Al Donggowi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/11/2018).

Kicauan Djoko tersebut, dalam pandangan pelapor, merusak reputasi pasangan calon nomor urut 01.

"Kita melihat dari kapasitas beliau sebagai politisi, kader, dan caleg Partai Berkarya yang juga partainya sebagai pendukung capres nomor 02, sementara yang dihina dan difitnah adalah Bapak Presiden RI dan Kiai Ma'ruf Amin adalah ulama besar yang juga sebagai capres dan cawapres nomor 01," ujar Abdul.

Menurut pelapor, tindakan Djoko itu telah mencederai prinsip-prinsip Pemilu yang bersih, berintegritas, serta tanpa hoaks dan SARA.

Djoko dituding melanggar Pasal 280 ayat 1 huruf c dan d Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Pasal tersebut mengatur tentang larangan peserta atau tim kampanye melakukan kampanye.

Dalam aduannya, pelapor membawa bukti berupa 3 foto tangkapan layar kicauan Djoko.

Pelapor berharap, dengan melaporkan Djoko ke Bawaslu, pemilu dapat berlangsung dengan damai tanpa fitnah dan hoaks.

"Menang kalah adalah hal biasa dalam berdemokrasi, tapi pilihlah jalan kemenangan dengan jalan yang bermartabat dan terhormat tanpa hinaan, fitnah, atau hoaks," kata Abdul.

Kompas TV Lantas siapa menabuh kegaduhan di tahun politik?<br /> <br /> Apakah keriuhan di tahun politik dengan beragam perang sindiran, hoaks, hingga ujaran kebencian mampu menggerus popularitas seorang capres dan cawapres?<br /> <br /> Simak bahasannya dalam Sapa Indonesia Malam bersama juru bicara tim kampanye nasional Jokowi &ndash; Ma&rsquo;ruf, Ahmad Basarah, direktur relawan badan pemenangan nasional pasangan Prabowo &ndash; Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, dan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com