JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait kasus dugaan suap dalam proses perizinan proyek pembangunan Meikarta, Kamis (1/11/2018).
Mereka yang dipanggil adalah Direktur Keuangan PT Lippo Karawaci, Richard Setiadi; Direktur Keuangan PT Lippo Cikarang, Soni; Ajudan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Marfuah Affan dan Kabid PSDA Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Daniel.
Selain itu, ada pegawai negeri sipil pada Dinas BPM PTSP Kabupaten Bekasi Matalih dan Kasi Pemanfaatan Ruang Dinas Bina Marga Jawa Barat, Yani Firman.
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka BS (Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro)," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Kamis.
Baca juga: James Riady Mengaku Tak Tahu soal Dugaan Suap Izin Meikarta
Febri mengatakan, dari para saksi, KPK mendalami tiga hal. Pertama, rencana awal proyek dan kepengurusan berbagai perizinan.
"Kedua rekomendasi dari pemprov itu seperti apa, itu kami perlu lihat juga. Ketiga, asal-usul uang yang diduga sebagai suap dalam kasus ini, tentu itu jadi perhatian KPK apakah sumber uang itu pribadi, korporasi, atau bagaimana mekanismenya," papar Febri.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan petinggi Lippo Group Billy Sindoro sebagai tersangka.
Baca juga: Kasus Meikarta, KPK Geledah Rumah CEO Lippo Group James Riady
Selain itu, KPK juga menetapkan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi Neneng Rahmi sebagai tersangka.
Kemudian, KPK juga menetapkan tiga kepala dinas sebagai tersangka.
Masing-masing, yakni Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bekasi Jamaluddin dan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Sahat MBJ Nahor.
Kemudian, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bekasi Dewi Tisnawati.
Baca juga: 5 Hal Krusial yang Didalami KPK dalam Kasus Suap Perizinan Meikarta
Kelima orang tersebut diduga menerima suap terkait proyek perizinan proyek pembangunan Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Suap diberikan oleh pejabat pengembang properti Lippo Group.
Neneng dan para kepala dinas diduga dijanjikan uang Rp 13 miliar oleh pengembang Lippo Group. Hingga saat ini, menurut KPK, baru terjadi penyerahan Rp 7 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.