JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi susulan terus mengguncang Palu, Donggala dan sekitarnya setelah gempa magnitudo 7,4 melanda Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut hingga Senin (8/10/2018), pukul 09.00 WIB, terdapat 494 gempa susulan di Sulawesi Tengah.
Sutopo mengacu pada data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Namun demikian, dari jumlah tersebut, hanya ada 15 gempa yang dirasakan masyarakat.
Baca juga: Pasien Stroke yang Selamat dari Gempa Palu Kini Dirawat di Palopo
Sutopo mengatakan, frekuensi dan kekuatan gempa susulan dari hari ke hari juga semakin mengecil.
"Kita lihat bagaimana besarannya, frekuensinya nampaknya semakin meluruh, baik magnitudonya maupun jumlah frekuensinya," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (8/10/2018).
Frekuensi dan kekuatan gempa susulan yang kian mengecil itu, kata Sutopo, menandakan sistem sesar Palu Koro pergerakannya semakin normal.
Gempa susulan itu, menunjukkan proses keseimbangan sebuah sesar gempa.
"Menandakan sistem sesar Palu Koro menuju ke proses keseimbangan, sistem alam, pasti ada kejadian-kejadian itu," jelas Sutopo.
Baca juga: 835 Orang Hilang Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng
Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) mengakibatkan 1.948 orang meninggal dunia.
BNPB mencatat juga, sebanyak 835 orang hilang dan 10.679 orang luka berat. Tercatat pula 74.444 warga mengungsi di 147 titik.
Akibat bencana itu sebanyak 65.733 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Lalu, terdapat 7 fasilitas kesehatan rusak berat, terdiri dari 1 rumah sakit dan 6 puskesmas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.