JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin memuji Presiden Joko Widodo yang dinilainya peduli terhadap para santri. Hal itu ia ungkapkan saat berkunjung ke Pesantren Al Muhajirin, Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018).
"Kita bersyukur Pak Jokowi tidak hanya membawa zikir ke Istana, yang menetapkan Hari Santri juga beliau," kata Ma'ruf saat berpidato.
Ma'ruf menilai Jokowi tak melupakan peranan santri selama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia menuturkan, peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur tak lepas dari keluarnya Resolusi Jihad yang disepakati Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 22 Oktober 1945 lalu.
"Resolusi Jihad lahir karena Hasyim Asy'ari membuat fatwa jihad. Kenapa? bahwa melawan penjajah hukumnya fardhu ain," papar Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, resolusi jihad itu keluar mengingat tentara dan kepolisian belum terkonsolidasi. Padahal, kata dia, situasi sedang gawat. Sehingga pimpinan pesantren NU menyerukan perlawanan melawan penjajah.
Baca juga: Di Hadapan Santri, Maruf Amin Bicara Arus Baru Ekonomi Indonesia
"Resolusi jihad yang membangkitkan 10 November tapi selama 70 tahun dilupakan orang. Baru 2015 kemarin oleh Pak Jokowi ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Beliau mencintai santri dan kiai," ujarnya.
Pada 2015 silam, Jokowi pernah menjelaskan Hari Santri Nasional dimaksudkan agar semua elemen, khususnya para santri, dapat meneladani semangat jihad cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Jokowi berharap, para santri, di dalam dan di luar pesantren menanamkan jiwa religius dan kebangsaan.