Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres 2019, Akankah “Rematch” Jokowi-Prabowo?

Kompas.com - 31/07/2018, 07:37 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli memprediksi akan ada dua kubu (head to head) antara petahana Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Menurut Lili, akan terjadi rematch atau tanding ulang antara petahana Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

“Dengan ada dua kubu ini kemungkinan masyarakat terpolarisasi tinggi, peristiwa pilpres 2014 akan terulang kembali,” ujar Lili saat dihubungi, Selasa (31/7/2018).

Baca juga: Sekjen Demokrat: Ada SBY, Rematch Jokowi-Prabowo Akan Menarik

Lili mengatakan, capres terkuat masih didominasi oleh Jokowi dan Prabowo Subianto.

Lili menuturkan, Prabowo yang menurut sejumlah survei adalah calon dengan elektabilitas tertinggi kedua setelah Jokowi, meski berjarak jauh tetap masih menjadi pesaing petahana di Pilpres mendatang.

“Pak Jokowi dan pak Prabowo, kedua kandidat itu yang elektabilitasnya tinggi. Meski pak Prabowo masih terpaut jauh dengan pak Jokowi,” ujar Lili.

Baca juga: Terkait Cawapres Jokowi, Mahfud MD Mengaku Belum Ada Komunikasi

Di sisi lain, tutur Lili, Presiden Jokowi dengan dukungan koalisi enam partai, PDI Perjuangan, Golkar, PPP, Hanura, Nasdem, PKB memperoleh 61,25 persen hasil Pemilihan Legislatif 2014.

Menurut dia, dengan sisa kekuatan empat partai lain (Gerindra, Demokrat, PKS, PAN) yang kurang dari 40 persen yang berhadapan dengan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen sulit maka sekali ada peluang bagi munculnya capres alternatif poros ketiga selain Jokowi dan Prabowo.

“Agak sulit (poros ketiga), karena masing-masing partai sudah sepakat bergabung dalam koalisi tersebut,” kata dia.

Kompas TV Terutama berkaitan rekomendasi Itjma Ulama yang memunculkan nama Salim Segal Al Jufri dan Abdul Somad sebagai pendamping Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com