KOMPAS.com - Keberadaan pesawat televisi di Indonesia memulai kisahnya sekitar tahun 1940-an. Kala itu, hanya ada televisi hitam putih.
Televisi hitam putih melengkapi media komunikasi yang sudah ada sebelumnya, radio.
Setelah era televisi hitam-putih, kemudian mulai masuk televisi berwarna pada 1960-an.
Pemberitaan Harian Kompas, 7 Agustus 1967, menyebutkan, saat itu, sebuah perusahaan produsen televisi dari Perancis bersedia membantu jika Indonesia berencana menyiarkan siaran TV berwarna.
"Jikalau Indonesia merencanakan untuk mendirikan TV berwarna, maka kami (perusahaan TV Perancis) bersedia memberikan bantuan-bantuan teknis dan keuangan untuk tujuan tersebut," kata Roger Creange, Presiden Direktur Djendera Compagne Francaise de Television (Perusahaan TV Perancis) dan Societe Financiere Aig'e Azur di Paris kepada wartawan Antara di Beirut.
Diharapkan, TV berwarna sudah ada di Indonesia pada awal 1968.
Dalam perkembangannya, realisasi soal TV berwarna ini baru menunjukkan kemajuan pada 1975.
Dirjen Radio-Televisi-dan Film saat itu, Drs Sumadi mengatakan, televisi berwarna dengan siaran yang bisa ditangkap penonton di Jakarta dan Bandung diharapkan mulai mengudara tahun 1977.
Siaran itu nantinya akan diberi nama "Siaran Metropolitan".
Dua dari delapan studio yang rencananya dibangun di Jakarta akan memancarkan siaran ini.
Sumadi menyebutkan, hal ini menjadi keharusan karena Televisi Republik Indonesia (TVRI) sudah mulai merasakan sulitnya mendapatkan perlengkapan pemancar untuk siaran hitam putih.
Namun, pemerintah tidak akan terburu-buru meninggalkan siaran hitam putih.
Pemerintah pun berencana menyebar 600 pesawat televisi ke daerah-daerah pada tahun 1975-1976. Daerah-daerah yang akan mendapatkan sebaran televisi ini terutama di Jawa dan Madura.
Saat itu, diharapkan akhir 1976 semua daerah sudah terjangkau siaran TVRI.
Harga TV berwarna tiga kali TV hitam-putih