Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagap Politik Masyarakat Ancam Retakkan Kohesi Sosial

Kompas.com - 09/05/2018, 11:47 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahapan perhelatan Pemilu 2019 dibayang-bayangi dengan gagapnya lembaga politik, masyarakat serta ancaman retaknya kohesi sosial.

Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) James Kristiadi menilai kohesi sosial di Indonesia rentan retak jika sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) digunakan sebagai alat memenangkan kontestasi politik.

"Ya begini, itu (penyebab retaknya kohesi) tentu ceritanya panjang. Kohesi sosial ini sangat rawan dalam negara yang sangat plural ini. Kalau ikatan-ikatan yang sifatnya sentimen primordialistik, SARA dijadikan jurus politik untuk pertandingan memenangkan kompetisi. Itu sangat berbahaya sekali," kata Kristiadi dalam diskusi bertajuk Kohesi Sosial yang Mulai Retak, di gedung DPP Nasdem, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Kristiadi menegaskan, kontestasi politik harusnya bersifat rasional, bukan meggunakan sentimen SARA, ujaran kebencian, dan hoaks.

Para elite politik harus menarik hati masyarakat melalui gagasan dan program kebijakan yang rasional.

"Mereka harus membeberkan ke masyarakat 'Ini loh saya mempunyai perhatian khusus kepada pendidikan', yang lain 'Oh saya ke pertanian', satu lagi 'Saya ke kelautan'. Ini harus dijelaskan ke masyarakat sehingga masyarakat diajak berpikir atas rasionalitas mereka," kata dia.

Jika menggunakan cara-cara negatif, hal itu akan berisiko terhadap rusaknya kohesi sosial di dalam masyarakat.

Kristiadi mengingatkan, bangsa Indonesia sebenarnya mampu merajut kebersamaan di tengah besarnya keberagaman yang ada.

Selain itu, Indonesia juga telah disokong oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar dan pedoman perilaku.

"Tetapi, kehebatan bangsa merajut rasa kebersamaan dalam ideologi Pancasila ini, kok, bisa menjadi begitu cerai berai?" katanya.

Menurut Kristiadi, ada sejumlah solusi yang bisa dilakukan dalam menekan ancaman retaknya kohesi sosial dalam kontestasi politik. Pertama, ia mengingatkan bahwa merajut hubungan dengan sesama manusia merupakan tujuan yang mulia.

Baca juga: Membawa Pilkada dan Pemilu Tanpa Ujaran Kebencian dan Hoaks

"Meneruskan silaturahim para ulama dan tokoh. Mereka perlu mendorong silaturahim, saling kembali ke khitah awal bahwa negara kita ini negara republik. Negara yang disusun atas persetujuan bersama," kata dia.

Ia menjelaskan, bangsa ini sempat mengalami luka batin atas peristiwa Pemilu 2014 dan Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu silam sehingga peran silaturahim bisa menutup luka yang ada. 

"Dengan silaturahim tokoh seperti itu, bagaimana mengatasi masalah krusial dan membuat luka batin publik sembuh. Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta sudah kita rasakan semua, kita jadi kikuk," katanya.

Selain itu, ia juga berharap adanya upaya penegakan hukum yang jelas, tegas, dan adil dalam menindak ujaran kebencian dan hoaks.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Luhut Bela Jokowi soal Kaesang | Jokowi Jenguk Prabowo Usai Operasi Cedera Kaki

[POPULER NASIONAL] Luhut Bela Jokowi soal Kaesang | Jokowi Jenguk Prabowo Usai Operasi Cedera Kaki

Nasional
Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Nasional
Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com