JAKARTA, KOMPAS.com - Polri memastikan akan memperketat area car free day (CFD) di berbagai wilayah Indonesia.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menuturkan, Polri tengah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi di seluruh Indonesia untuk memastikan area CFD bebas dari aktivitas bernuansa politik.
"Kita akan koordinasikan dengan setiap pemprov di seluruh Indonesia, kita berharap bawa CFD betul-betul dimanfaatkan seluruh masyarakat digunakan sebaiknya," kata Setyo di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Baca juga : Wiranto Minta Polisi Bertindak soal Intimidasi Saat Car Free Day
Setyo menegaskan area CFD harus digunakan secara proporsional, seperti untuk berkumpul, berolahraga dan pertunjukkan pentas seni budaya. Polri tak ingin area CFD dimasuki kegiatan politik hingga yang mengarah ke kebencian terhadap suku, agama, ras dan antargolongan.
"Ini yang kita imbau kepada seluruh kota, karena mumpung ini akan masuk tahapan pemilihan. Supaya tidak terjadi gesekan dan konflik di lapangan," kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri ini.
Saat ini, kata dia, Polda Metro Jaya sedang menindaklanjuti dugaan persekusi yang terjadi di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Wakapolri Komjen Syafruddin sebelumnya juga menyayangkan adanya intimidasi bernuansa politik yang terjadi di lokasi car free day Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Syafruddin menyatakan, perbedaan pendapat di era demokrasi merupakan hal wajar. Namun, seyogianya hal itu tak diiringi kontak fisik.
Baca juga : Intimidasi di Car Free Day, Polri Pertimbangkan Pengamanan Berlapis
"Berbeda pendapat itu boleh ya, tapi jangan berbeda pendapat terus ada reaksi fisik. Tidak boleh," kata Syafruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Ke depan, Wakapolri akan menginstruksikan jajarannya agar tak mempertemukan dua kelompok yang berbeda pendapat di ruang publik. Dengan demikian, potensi terjadinya konflik bisa dihindari.