Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Disalip Gerindra, Golkar Sebut Kompetisi Makin Berat

Kompas.com - 26/04/2018, 09:37 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung menilai, Pemilu 2019 bakal lebih berat bagi partainya.

Hal itu disampaikan Akbar menanggapi elektabilitas Golkar yang disalip Gerindra dalam survei Litbang Kompas.

"Gerindra baru mulai muncul kan 2004 dan 2009 baru tampak trennya menaik. Nah, ini artinya setiap partai harus melihat ini jadi sesuatu yang harus diperhitungkan ke depan. Politik, kan, terkait dengan kompetisi, ini kompetitif partai semakin tinggi," kata Akbar di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).

(Baca juga: Survei "Kompas": Elektabilitas PDI-P, Gerindra, dan Golkar Teratas)

Ia menambahkan, sistem demokrasi saat ini membuka peluang seluas mungkin bagi tiap partai untuk menjadi besar.

Ia pun melihat Gerindra sebagai salah satu contoh partai yang tumbuh semakin besar di sistem demokrasi saat ini.

Karena itu, menurut dia, hasil survei Litbang Kompas menjadi peringatan dan tantangan bagi Golkar dalam menghadapi Pemilu 2019.

"Nah, ini harapan saya, intern Golkar melihat gejala ini harus juga mempersiapkan langkah-langkah menaikkan suara itu. Kalau lihat dari pengalaman, Golkar punya pengalaman yang panjang," lanjutnya.

(Baca juga: Golkar Yakin Elektabilitas Jokowi Capai 60 Persen jika "Head to Head" dengan Prabowo)

Diberitakan sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas, elektabilitas Gerindra 10,9 persen dan Partai Golkar relatif konsisten 7-9 persen.

Padahal, pada Pemilu 2014, perolehan suara Golkar 14,75 persen, sedangkan Gerindra 11,81 persen.

Kompas TV Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabiltas PDI Perjuangan jauh di atas parpol lain, seperti Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com