Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies dan Gatot Jadi Calon Kuat Cawapres Prabowo, PKS Siap Musyawarah

Kompas.com - 28/03/2018, 18:06 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa PKS menghargai jika Partai Gerindra mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Menurut Mardani, PKS siap bermusyawarah terhadap kedua nama yang disebut sebagai calon kuat cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019. PKS juga siap bicarakan nama-nama lain.

"PKS menghargai inisiatif Gerindra dan siap bermusyawarah terhadap nama-nama lain," ujar Mardani saat dihubungi, Rabu (28/3/2018).

Meski demikian, kata Mardani, PKS masih tetap pada keputusan untuk mengajukan sembilan kadernya sebagai capres dan cawapres.

(Baca juga: PKS Tetapkan Sembilan Nama Calon Presiden untuk Pemilu 2019)

Adapun sembilan kader tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nurwahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, M Sohibul Iman, Salim Segaf Aljufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

Sembilan nama itu telah diputuskan dalam rapat Majelis Syuro PKS.

"PKS sendiri masih pada keputusan mengajukan sembilan kader untuk capres dan cawapres sesuai Keputusan Majelis Syuro," ucap Mardani.

Sebelumnya, Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengungkapkan, Anies dan Gatot berpeluang besar menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo.

"Pak Anies punya peluang yang besar. Pak Gatot juga punya peluang dan kesempatan yang sama. Jadi, dua ini punya kesempatan yang sama," kata Riza saat dihubungi.

(Baca: Gerindra: Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo Calon Kuat Pendamping Prabowo)

Ia menilai, sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang tidak perlu diragukan.

Demikian pula dengan elektabilitas Anies, menurut Riza, hal itu tak perlu diragukan.

Namun, hal itu masih perlu dibahas dengan partai koalisi karena Partai Gerindra tak bisa memutuskannya sendiri.

"Sebab, bukan sekadar menentukan siapa cawapresnya, tetapi jauh lebih penting bagaimana membangun sinergi di antara kekuatan partai yang berkoalisi dan membangun sinergi dengan ormas yang akan mendukung nanti. Jadi, kami harus mempertimbangkan banyak aspek," ujar Riza.

Hingga saat ini Prabowo belum mendeklarasikan diri maju dalam Pilpres 2019. Deklarasi menunggu pembahasan dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) Gerindra pada awal April 2018.

Kompas TV Pertemuan membahas konsolidasi jelang Pemilihan Presiden 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com