Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Lebih Baik Cawapres Jokowi dari Parpol

Kompas.com - 14/03/2018, 11:49 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan sebaiknya calon wakil presiden (cawapres) pendamping Presiden Jokowi di Pemilu 2019 berasal dari parpol.

Sebab, menurut dia, cawapres dari parpol telah menjalani kaderisasi internal yang panjang sehingga memiliki bekal yang cukup untuk menjadi pemimpin politik di level nasional.

"Bagi PDI-P alangkah lebih baiknya mereka (cawapres) melalui kaderisasi internal partai. Mengingat ada kekuatan kolektif yang juga jadi kekuatan riil mereka yang mendampingi Pak Jokowi," kata Hasto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

(Baca juga: Kata Romahurmuziy, Jokowi Sempat Tanya Usul Cawapres dari PPP)

Karena itu, kata Hasto, PDI-P terus memperkuat kaderisasi internal untuk menghadirkan sosok pemimpin yang ideal.

Namun demikian, Hasto menambahkan, partainya tak menutup pintu bila ada sosok di luar parpol yang memiliki idealisme tinggi dan kemampuan manajerial yang bagus untuk menjadi pemimpin politik di level nasional.

Dengan begitu, lanjut Hasto, jika tokoh dari parpol dan nonparpol sama-sama mempersiapkan diri, maka tak akan kesulitan bagi Jokowi untuk memilih cawapres.

(Baca juga: Pramono Anung: Cawapres Jokowi Harus yang Menambah Elektabilitas)

"Yang penting semua bergerak ke bawah untuk rakyat. Semua berdedikasi untuk rakyat dan negara dan bisa bekerja sama dengan baik sama Pak Jokowi," kata Hasto.

"PDI-P selalu membuka ruang bagi hadirnya kepemimpinan dari parpol ataupun dari luar parpol yang menurut PDI-P memiliki kualifikasi kepemimpinan yang baik," lanjut dia.

Kompas TV Rekomendasi ini untuk memberikan mandat pada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar agar maju sebagai calon wakil presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com