Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PPP: Jokowi Butuh Cawapres yang Milenial dan Agamis

Kompas.com - 13/03/2018, 19:25 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan dan pandangan para ulama untuk mencalonkan sosok cawapres pendamping Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.

Meski demikin, lanjut Romi, PPP telah menentukan kriteria yang cocok menjadi cawapres dengan berpijak pada kebutuhan Presiden Jokowi, yakni muda, milenials, intelektual dan agamis.

"Yang pasti dari PPP setelah konsultasi dengan Ketua Majelis Syariah Mbah Moen (KH Maimoen Zubair) memang hari ini untuk mencari figur yang tepat masih terus dilakukan. Tetapi kita mengerucut pada apa yang saya istilahkan persyaratan dari PPP," ujar Romahurmuziy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Baca juga : Jokowi: Makin Banyak Calon untuk Cawapres Makin Bagus

Berpijak kepada kebutuhan Presiden Jokowi ke depan, lanjut Romi, butuh sosok cawapres untuk memastikan narasi besar NKRI tetap dipelihara.

Kedua, memiliki sensitivitas terhadap dunia dan generasi milenial. Ketiga, pendamping Jokowi memiliki pengalaman sebagai pemimpin dan intelektual.

"Perlu punya intelektual artinya punya pengalaman, bukan ujug-ujug datang dari antah berantah lalu jadi pemimpin nasional. Ini harus punya pengalaman apa di eksekutif atau di legislatif," ucapnya.

Selain itu, menurut Romahurmuziy, Jokowi butuh pendamping yang agamis dan mampu mengurangi ujaran kebencian.

Tak dipungkiri selama ini Presiden Jokowi dituduh anti-kelompok Islam oleh kelompok tertentu.

Baca juga : Fokus Pembenahan Internal, PPP Tak Ajukan Cawapres bagi Jokowi

 

"Jokowi juga butuh pendamping yang bisa kurangi ujaran kebencian. Selama ini labelling kepada jokowi sebagai rezim anti-Islam terus ditiupkan maka lagi-lagi figur yang agamis dibutuhkan," tuturnya.

Sejumlah nama pun telah diusulkan oleh politisi yang akrab disapa Romi itu, salah satunya adalah Ketua MUI KH Ma'ruf Amin.

Ia menilai Ma'ruf tokoh Islam yang dapat diterima oleh semua kelompok. Selain itu, Ma'ruf juga pakar ekonomi syariah dan menggeluti bidang ilmu ekonomi secara praktik maupun teori.

Baca juga : Empat Kelompok Cawapres dan Harapan Penegakan Hukum untuk Jokowi

"Saya sudah menyampaikan ke beliau (Jokowi), ada figur yang sangat cocok untuk itu sejak Desember, tetapi ada satu syarat yang agak jauh dari kriteria yaitu KH Ma'ruf Amin. Dia kiai, ulama, bisa diterima semua ormas, tak hanya PBNU tetapi semua. Cuma sejak semalam sudah 75 tahun usianya," kata Romi.

Syarat kelima, sosok cawapres harus bisa melanjutkan visi dan misi pemerintah saat ini serta memiliki irama kerja yang sama dengan Presiden Jokowi.

"Kelima, Jokowi juga perlu cawapres yang lebih kurang bisa melanjutkan visi dan misi. Irama kerjanya harus sama. Kalaupun semua syarat penuhi, harus satu hati dengan Jokowi," ujar Romi.

Kompas TV Kedatangan Jokowi disambut langsung oleh ketua umum partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com