Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Pembenahan Internal, PPP Tak Ajukan Cawapres bagi Jokowi

Kompas.com - 08/03/2018, 16:10 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menuturkan, partainya tak akan mengajukan kandidat calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019 mendampingi Joko Widodo.

Ia memastikan, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy atau akrab disapa Romi, tidak menawarkan diri sebagai cawapres pendamping Jokowi.

Kendati PPP telah mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi sebagai capres.

"Enggak akan (menawarkan diri sebagai cawapres). Romi itu taat berorganisasi. Meski ketua umum tapi enggak akan menawarkan. Nanti kita bahas, belum menawarkan diri," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2018).

(Baca juga : Jokowi: Makin Banyak Calon untuk Cawapres Makin Bagus)

Menurut Arsul, partainya tengah fokus untuk membenahi kondisi di internal akibat konflik. Sehingga, PPP belum memikirkan untuk mengajukan kandidat cawapres.

Beberapa waktu belakangan, muncul konflik antara kubu Romi dan kubu Djan faridz yang memperebutkan pucuk pimpinan.

"PPP itu 3,5 tahun ada dalam situasi kelam. Jadi fokus kita perbaiki partai bukan jadi cawapres. Yang penting PPP tahu jabatan enggak usah dikejar. Apalagi dalam keadaan partai 3,5 tahun begini," tuturnya.

(Baca juga : PPP: Tim Internal Jokowi untuk Jaring Cawapres Diisi Tokoh Independen)

Meski demikian, lanjut Arsul, PPP telah mengajukan kriteria cawapres yang pantas mendampingi Jokowi.

Kriteria tersebut antara lain berasal dari kalangan santri, nasionalis, intelektualis dan berusia muda.

"Kami memberikan kriteria saja. Santri atau agamis, nasionalis, intelek dan muda," kata Arsul.

Sejumlah partai politik mulai mengajukan nama untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo.

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengajukan Wiranto sebagai cawapres. Sedangkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong ketua umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Kompas TV Di tengah pembicaraan soal wakil presiden pendamping Joko Widodo, wacana mengenai poros ketiga mulai muncul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com