Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Terorisme: Saya Memaafkan Mereka karena Allah Maha Pemaaf...

Kompas.com - 28/02/2018, 22:28 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Upaya untuk mempertemukan mantan narapidana terorisme dengan korban terorisme terealisasi. Hotel Borobudur Jakarta menjadi saksi berkumpulnya 124 eks napi terorisme dengan 51 penyintas atau korban hidup aksi terorisme.

Acara digelar selama tiga hari dari tanggal 26-28 Februari 2018 atas inisiatif Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hari pertama dan kedua, acara digelar secara tertutup. Namun, pada hari ketiga sekaligus penutupan, acara terbuka untuk publik.

Di akhir acara, panitia menayangkan video testimoni tentang pertemuan yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia dengan jumlah peserta sebanyak itu.

"Untuk apa kami dendam? Dendam tidak akan mengubah kondisi saya seperti semula. Saya hanya bisa menerima saja, mungkin ini takdir yang Allah berikan kepada saya," ujar salah satu penyintas terorisme, Chusnul Hotimah dalam video testimoni tersebut.

"Saya memaafkan mereka, karena Allah maha pemaaf. Masa saya enggak membuka pintu maaf itu untuk mereka?” kata Chusnul.

(Baca juga: Rekonsiliasi Eks Napi Terorisme dengan Korban Punya Dampak Besar)

Chusnul Hotimah adalah korban Bom Bali I pada 2002 silam. Seperti korban bom lainnya, Chusnul juga mengalami cacat permanen.

Bahkan saat berbicara dalam acara tersebut, luka bakar bekas ledakan bom masih terlihat jelas di bagian wajahnya.

Akibat luka tersebut, kata Chusnul, ia harus mendapatkan pengobatan secara berkala. Pengobatan itu jalani selama 15 tahun pasca-teror Bom Bali I yang menewaskan 202 orang.

Selain itu penyintas terorisme lainnya, Deni Mahieu berharap agar para penyintas dan para mantan narapidana terorisme bisa saling beteman dan bersahabat. Hal ini dinilai penting untuk mengikis dendam dan radikalisme.

Sementara itu, Muhtar Daeng Lau yang merupakan mantan narapidana kasus bom Makassar pada 2003 mengungkapkan bahwa para eks narapidana terorisme meminta maaf dalam acara tertutup kemarin. Adapun, para penyintas juga memberikan pemaafan.

"Kami saling mendoakan, kerana meaafkan itu lebih indah dan lebih baik dibandingkan dengan menyimpan dendam. Dari tiga hari ini masa allah ada saling curahan hati,” kata dia.

"Kalau soal kelegaan, itu tergantung nanti bagaimana dari pihak pemerintah memberikan jalan keluar. Misal, bantuan sosial, kesehatan, maka itu harus segera harus diselesaikan," ucap Muhtar.

Kompas TV Hari ini tepat 15 tahun lalu terjadi peristiwa serangan bom Bali 1 di Legian Kuta, Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com