JAKARTA, KOMPAS.com – Pertemuan eks narapidana terorisme dengan para korban digunakan pemerintah untuk mendengar langsung aspirasi dari kedua belah pihak.
Saat diminta untuk lebih memperhatikan pendidikan para anak mantan terorisme dan anak para korban terorisme, pemerintah pun langsung menyanggupinya.
Menteri Risat Teknologi dan Pendidikan tinggi Mohamad Nasir menjanjikan, pemerintah akan memberikan beasiswa kepada anak mantan terorisme dan anak para korban terorisme.
“Baik mantan pelaku atau dari korban yang punya putra atau putri yang sekarang sedang kuliah, atau akan kuliah, nanti akan kami berikan beasiswa,” ujarnya di Jakarta, Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Namun Nasir menggaris bawahi bahwa beasiswa yang akan diberikan hanya untuk tingkat perguruan tinggi. Sebab untuk sekolah dasar dan menengah ada di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nantinya kata Nasir, beasiswa akan diberikan secara penuh dari semester pertama sampai semester delapan atau semester akhir masa kuliah.
(Baca juga: Janji-Janji Mensos untuk Keluarga Mantan Teroris yang Kurang Mampu...)
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diminta Nasir untuk mengkoordinir para mantan teroris dan korban terorisme untuk di data program beasiswa tersebut.
Selain beasiswa, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga bisa memberikan pendampingan kepada mantan teroris yang kini punya usaha kecil yang terkait dengan pertanian, peternakan, atau teknologi.
Acara Silahturahmi Kebangsaan digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Acara tersebut mempertemukan sekitar 124 eks narapidana terorisme dengan 50-an korban dan keluarga korban. Tujuannya yakni untuk rekonsiliasi sehingga tidak ada lagi dendam antara kedua pihak.
Adapun perwakilan pemerintah yang hadir ada Menko Polhukam Wiranto, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.