Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CSIS: Tekanan Psikologis Pilkada 2018 Paling Berat Dirasakan PDI-P

Kompas.com - 05/02/2018, 22:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte mengatakan, Pilkada Serentak 2018 menjadi ajang partai-partai politik menguji mesin partai dan pola koalisinya sebelum Pemilu 2019.

"Penting buat parpol karena pilkada ini serentak dan boleh jadi merupakan semacam miniatur Pemilu 2019, karena melibatkan sedemikian besar pemilih, dan serentak," kata Philips di Jakarta, Senin (5/2/2018).

Philips menuturkan, nampaknya partai yang akan merasakan tekanan psikologis berat di Pilkada ini adalah PDI-P.

Salah satu alasannya ialah perubahan tren kemenangan PDI-P di pilkada-pilkada jelang Pilpres 2014 dengan pilkada-pilkada jelang Pilpres 2019.

Executice Director Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte


Andri Donnal Putera Executice Director Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte

"Pilkada-pilkada jelang pilpres 2014 itu trennya untuk PDI-P sangat positif," kata Philips.

(Baca juga: Menurut CSIS, Elektabilitas Dua Paslon di Jabar Ini Berpeluang Naik)

Padahal saat itu PDI-P sudah selama 10 tahun menjadi partai oposisi di luar pemerintahan. Namun ternyata saat pilkada 2012 dan 2013, tren positif diperoleh PDI-P.

Pertama, dimulai dari Pilkada DKI, dimana Joko Widodo menang bersama Basuki Tjahaja Purnama. Kemudian di Jawa Barat, ada pasangan Rieke Diah Pitaloka- Teten Masduki.

Meskipun selama proses kampanye, paslon ini selalu menjadi "Underdogs" namun akhirnya keluar sebagai juara kedua.

Demikian juga di Sumatera Utara, pasangan Effendi Simbolon-Jumiran Abdi meraup suara terbanyak kedua.

"Lalu di Jateng, Pak Ganjar menang. Tapi yang terjadi sekarang, tren 2017 agak negatif," kata Philips.

Di Jakarta, paslon yang diusung PDI-P kalah. Begitu juga dengan petahana di Banten, dan beberapa daerah lainnya.

"Jadi menurut saya, Pilkada 2018 sangat penting bagi PDI-P agar dia tetap bisa menjaga momentum buat pendukungnya dan mesin partainya," pungkas Philips.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com