Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Anggap Wajar Usulan Kenaikan Biaya Haji 2018

Kompas.com - 23/01/2018, 18:24 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2018 diusulkan naik sebesar Rp 900.670 atau naik 2,58 persen dari musim haji tahun 2017.

Usulan tersebut merupakan konsekuensi dari kebijakan Arab Saudi yang memberlakukan tambahan pajak penambahan nilai (PPN) 5 persen untuk pelayanan ibadah haji tahun ini.

Karena alasan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap wajar BPIH 2018 diusulkan naik.

"Selama ini di Arab Saudi tidak ada pajak, ongkos visa nol. Tidak tergantung kepada minyak saja. Mereka sudah mulai bayar pajak PPN dan sebagainya," kata Kalla di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Menurut Kalla, kenaikan BPIH 2018 tersebut sejatinya bisa ditopang dari keuntungan investasi dana haji yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Dana haji untuk kepentingan (kenaikan biaya haji) bisa saja diambil keuntungannya," kata Kalla.

Hanya saja, Kalla mengingatkan, BPKH perlu berhati-hati, menginvestasikan dana milik umat tersebut untuk jangka panjang.

(Baca juga: MK: Ketentuan Investasi Dana Haji Jamin Kepastian Hukum bagi Calon Jemaah)

 

"Itu jangka panjang. Anda setor hari ini nanti naiknya 10 tahun lagi, 15 tahun lagi. Itu kalau tidak diatur dengan baik, bisa-bisa 5-10 tahun akan sulit. Jadi karena itu harus hati-hati tapi pada dasarnya bisa," kata dia.

Karenanya, Kalla pun menyarankan, agar BPKH menginvestasikan dana haji tersebut dengan baik dan menguntungkan, seperti Lembaga Tabung Haji di Malaysia.

"Contoh Tabung Haji itu punya kebun (kelapa) sawit, punya tambak, punya macam-macam, punya investasi gedung, punya tanah, dia sangat bagus pengelolaannya, berani. Bagaimana berani dan tetap hati-hati," terang dia.

Sebelumnya, Kementerian Agama memprediksi biaya ibadah haji pada tahun 2018 menjadi sebesar Rp 35.790.982,00 dari yang sebelumnya Rp 34.890.312,00 di tahun 2017.

Kenaikan biaya tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, kenaikan pajak pertambahan nilai sebesar 5 persen yang ditetapkan oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Kedua, naiknya biaya penerbangan yang disebabkan oleh kenaikan biaya avtur atau bahan bakar pesawat.

Ketiga, penambahan makanan untuk jemaah haji yang sedang berada di Mekkah, yang awalnya 30 kali menjadi 50 kali.

Kompas TV Ada Cuci Uang di Kasus First Travel?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com