Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Partai-partai Pendukung Pemerintah soal Putusan MK

Kompas.com - 18/01/2018, 16:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai-partai pendukung pemerintah berbeda pandangan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 53/2018 terkait uji materi Pasal 173 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu).

Melalui putusan ini, MK menyatakan bahwa seluruh partai politik calon peserta Pemilu 2019 harus menjalani tahapan verifikasi faktual.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani berpendapat, meski ada putusan MK, pada UU Pemilu tidak dikenal istilah verifikasi faktual.

"Pasal berapa itu saya lupa, itu kan tidak dapat istilah verifikasi faktual," kata Arsul saat ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Baca juga: Pemerintah Akomodasi Sikap KPU untuk Verifikasi Faktual Semua Parpol

Oleh karena itu, menurut dia, perlu kajian dari pakar ahli hukum tata negara sebelum melaksanakan putusan MK tersebut.

"Saya kira kalau PPP menginginkan agar ini dikaji oleh ahli hukum tata negara secara baik," kata Arsul.

"Jadi tidak hanya persepektif parpol saja, tetapi juga tidak hanya perspektif orang yang (bilang) pokoknya harus verifikasi faktual," lanjut Arsul.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan kekhawatirannya jika Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) tidak punya cukup waktu untuk melaksanakan putusan MK.

Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto ditemui usai perayaan HUT PDI-P ke-45, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/1/2018).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto ditemui usai perayaan HUT PDI-P ke-45, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Meski demikian, ia memastikan PDI-P siap mengikuti seluruh proses verifikasi.

"Jangan sampai partai terkait persoalan administrasi," kata Hasto.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Dwiyanto Soeparno.

Baca juga: Komisioner KPU Kaget Mendagri Bilang Sipol dan Verifikasi Faktual Sama Saja

Eddy mengatakan, PAN siap mengikuti seluruh proses verifikasi dan optimistis partainya memenuhi semua aspek yang diteliti, termasuk soal syarat keanggotaan.

"Mau tidak mau harus kita laksanakan. Saya kira sekarang teman-teman bekerja ekstra keras agar target yang dicapai bisa optimal," kata Eddy.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmudji mengatakan, semua partai politik tentu ingin agar prosedur pendaftaran calon peserta Pemilu 2019 lebih sederhana.

"Tapi kalau kemudian putusan MK itu mengatakan harus ada verifikasi, maka kami siap untuk verifikasi faktual," kata Sarmudji.

Kompas TV KPU rapat dengar pendapat dengan Komisi II, pasca-putusan MK terkait verifikasi faktual penetapan partai politik peserta pemilu 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com