JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Kajian Kepolisia (Lemkapi) merilis survei tingkat kepuasan terhadap kinerja Polri selama 2017. Menurut Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan, ada peningkatan angka kepercayaan publik pada kebijakan keamanan, di mana ujung tombaknya adalah Polri.
"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap keamanan sekitar 68,5 persen, masyarakat sangat puas," ujar Edi kepada Kompas.com, Minggu (31/12/2017).
Namun, responden yang mengaku kurang puas dengan capaian Polri masih cukup banyak, sekitar 21,6 persen. Polri dianggap masih banyak tanggungan utang kasus yang belum terselesaikan. Salah satu yang menjadi sorotan yakni kematian Akseyna di Danau Universitas Indonesia Depok dan penyerangan terhadap Novel Baswedan.
"Ada juga beberapa kasus lain, misal kasus HAM, Semanggi I, II, belum ada penyelesaiannya," kata Edi.
Baca juga : Catatan 2017, ICW Mempertanyakan Keseriusan Polri Ungkap Kasus Novel
Edi mengatakan, persoalan reserse paling banyak dikeluhkan masyarakat. Banyak kasus yang belum tersentuh anggaran kepolisian. Menurut dia, tunggakan kasus yang ditangani Polri akibat minimnya anggaran yang tersedia. Kurangnya anggaran tersebut akan membuka peluang untuk anggota Polri melalukan penyimpangan seperti korupsi dan pungutan liar.
Di samping itu, keluhan juga disampaikan mengenai pelayanan di jalan raya. Meski sudah ada satuan tugas sapu bersih pungli, nyatanya masih ada oknum yang meminta uang pelicin saat menilang pengendara.
"Mungkin kita perlu beri tambahan insentif, ada peningkatan remunerasi terhadap anggota Polri. Semakin bagus remunerasi, maka ini akan memperbaiki kinerja kepolisian," kata Edi.
Terlepas dari ketidakpuasan masyarakat tersebut, Edi mengakui bahwa Polri di bawah kepemimpinan Tito mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Dampaknya, kepercayaan investor juga semakin tinggi.
Baca juga : Dua Tahun Kematian Akseyna dan PR yang Belum Selesai
Polri juga dianggap berhaail menjalin sinergitas dan koordinasi dengan TNI.
"Prestasi dan inovasi pelayanan di berbagai bidang banyak. Ini membuat masyarakat nyaman," kata dia.
Selebihnya, sekitar 9,9 reaponden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Survei ini diambil dari 1.000 dengan metode stratified multistage random sampling. Sementara margin of error dalam penelitian ini sekitar 3,5 persen.
Mantan Komisioner Kompolnas ini yakin di bawah pimpinan Tito, Polri akan terus semakin baik dan profesional.
"Kami yakin dengan program promoter Kapolri, polisi akan semakin dicintai masyarakat,” tandas dia.