Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Minta Penyelenggara Pemilu Tegas Soal Politik SARA

Kompas.com - 17/12/2017, 15:44 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) lebih tegas dalam menghadapi politik SARA dalam pemilu.

Menurutnya, kampanye yang mengedepankan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang membuat hilangnya etika berpolitik di Indonesia.

"Ini yang saya inginkan untuk KPU, Bawaslu, Panwaslu untuk benar bahwa sepakat dulu caranya (menghilangkan politik SARA) bagaimana. Mau main SARA? Masalah agama, suku. Hanya akan mendatangkan hal-hal dimana yang tampil hanya sebuah sifat permusuhan," kata Megawati dalam pidatonya saat mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur empat daerah di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (17/12/2017).

(Baca juga : Jika Terpilih, Murad Diminta Mega Dukung Kebijakan Menteri Susi)

Menurut Megawati, politik SARA mengakibatkan hilangnya unsur fairness atau adil dalam kontestasi pemilu.

Seharusnya, kata dia, rakyat diberi keleluasaan untuk memilih kepala daerahnya dengan cara-cara yang berbudaya.

Presiden Ke-5 RI itu mencontohkan bagaimana konflik SARA di Maluku begitu panas. Saat itu, dirinya yang masih menjabat presiden diminta untuk menyelesaikan konflik di Maluku.

"Aduh, begini ya. Ketika kebencian dimarakkan, satu keluarga bisa bunuh-bunuhan hanya karena agama. Ditimbulkan kebencian. Sudah lupa ada hubungan darah," kata dia.

(Baca juga : Megawati Akan Umumkan Cagub Jabar dan Jateng pada Menit-menit Akhir)

Ia menegaskan, siapapun boleh berkampanye sambil melontarkan janji-janji. Namun, janji tersebut harus dipenuhi saat seorang calon kepala daerah sudah terpilih.

Visi dan misi calon kepala daerah pun disusun agar janji kampanye bersinergi dengan realisasinya.

"Kita boleh kampanye dengan segala janji tapi harus dipatuhi," tuturnya.

Kompas TV PDI Perjuangan menggelar rapat koordinasi nasional bidang ekonomi kerakyatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com