Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bambang Widjojanto soal Sulitnya Dapat Restu DPR untuk Bangun Gedung KPK

Kompas.com - 12/12/2017, 15:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, menceritakan kesulitan yang dialami KPK saat mengajukan pembangunan gedung baru yang saat ini dikenal sebagai Gedung Merah Putih KPK.

Kisah itu disampaikan Bambang saat hadir dalam perbincangan pada salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Anti-korupsi Sedunia (Harkodia) dan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK), di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Awalnya, kata Bambang, KPK mengajukan pembangunan gedung baru dengan 30 lantai.

Baca: Bambang Widjojanto: Saya Tahu Titik Lemah Birokrasi

Saat itu, KPK mengajukan anggaran pembangunan gedung sebesar Rp 225 miliar. Akan tetapi, akhirnya yang dapat dibangun hanya 17 lantai. 

"Dan alasannya macam-macam," kata Bambang.

Padahal, lanjut Bambang, saat itu KPK punya data bahwa ada gedung parkir di suatu lembaga negara yang dibangun seharga Rp 500 miliar.

"Penegak hukum yang memberantas korupsi, minta gedung yang harganya Rp 225 miliar itu tidak dikasih dengan waktu lima tahun. Alasannya macam-macam," ujar Bambang.

Miniatur gedung baru KPK yang terletak di Jalan Kuningan Mulia, Jakarta Selatan. Ambaranie Nadia K.M Miniatur gedung baru KPK yang terletak di Jalan Kuningan Mulia, Jakarta Selatan.

Saat itu, menurut Bambang, pemerintah sudah setuju. Akan tetapi, DPR tidak menyetujuinya. Padahal, gedung lama KPK yang punya kapasitas 300 orang, saat itu menjadi 'rumah' bagi 900 orang pekerja.

"Ini gedung tinggal tunggu ambruknya saja," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, saat itu dia menyatakan kepada DPR, jika tidak setuju membangun gedung baru, maka KPK akan menggalang dana dari masyarakat.

"Bahwa Anda tidak mau bangun gedung hari ini, saya minta kepada pemilik bangsa ini untuk biayai gedung KPK," kata Bambang.

Yang terjadi, dalam waktu satu jam, seluruh Indonesia saat itu bergerak mengumpulkan dana untuk pembangunan Gedung KPK.

"Kekuatan itu yang tidak bisa dilawan, kekuatan itulah yang menaklukkan Belanda, yang menghancurkan otoritarian orde baru," kata Bambang.

Kompas TV Mantan Pimpinan KPK Tolak Hak Angket DPR


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com