Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Kantongi Restu Kalla, DPD Provinsi Desak Golkar Segera Munaslub

Kompas.com - 22/11/2017, 20:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah DPD I (tingkat provinsi) Partai Golkar menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (20/11/2017) malam di kediaman dinas wakil presiden. Mereka datang untuk meminta restu perlunya segera dilaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.

Permintaan ini menyusul status Novanto yang kini ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, Wisnu Suhardono, memastikan sudah banyak DPD yang menghendaki diselenggarakannya Munaslub Partai Golkar untuk memilih pemimpin baru.

"Ada aturan AD/ART yang mengatakan kalau dua pertiga dari DPD I minta melaksanakan Munaslub maka DPP harus menyelenggarakan," kata Wisnu seusai acara diskusi di Sekretariat PPK Kosgoro 1957, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).

(Baca juga: DPD Jateng: Golkar Harus Pilih Pimpinan yang Tidak "Money Politic")

Wisnu menambahkan, Munaslub juga perlu segera dilaksanakan untuk menaikkan elektabilitas partai. Sebab, dalam beberapa survei sejumlah lembaga disebutkan bahwa elektabilitas Partai Golkar terus menurun.

Wisnu mengklaim bahwa pihaknya telah mendapat restu dari Kalla.

"(Nasihat Kalla) harus segera ada perbaikan," tuturnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantornya, Jakarta, Selasa (14/11/2017)Kompas.com/YOGA SUKMANA Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantornya, Jakarta, Selasa (14/11/2017)
Sementara itu, Ketua DPD I Jawa Barat Dedi Mulyadi menuturkan, pembicaraan antara DPD I dengan DPP harus segera dilaksanakan untuk mencari solusi penyelamatan partai.

Dedi berharap, pertemuan bisa dilaksanakan pekan ini.

"Ya bisa secepatnya, bisa minggu ini akan kami lakukan. Nanti kami telepon teman-teman cari waktu ketemu DPP-nya, siapa yang memfasilitasi, kami ngobrol cari solusi yang terbaik untuk partai ini," kata Dedi.

(Baca juga: Rekomendasi Partai Golkar pada Pilkada Mengikat Pimpinan Baru)

Menurut Dedi, Munaslub harus segera terlaksana, selambatnya awal Desember.

"Karena akhir Desember itu, Januari, sudah memasuki tahapan pilkada pendaftaran. Enggak ada lagi waktu partai untuk mengubah diri," tutur Bupati Purwakarta itu.

Kalla sendiri sudah menyatakan bahwa dia enggan ikut campur urusan internal Partai Golkar.

"Nah itu kita kembalikan ke Golkar sendiri. Kan mereka sudah rapat kemarin," kata Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (22/11/2017).

(Baca juga: Jusuf Kalla Enggan Campuri Urusan Pergantian Pimpinan Golkar)

Setya Novanto ditahan di Rutan KPK pada Senin (20/11/2017) dini hari. Dalam kasus korupsi proyek e-KTP ini, Novanto bersama sejumlah pihak diduga menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi.

Novanto juga diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Akibat perbuatannya bersama sejumlah pihak tersebut, negara diduga dirugikan Rp 2,3 triliun pada proyek Rp 5,9 triliun tersebut.

Meski berstatus tahanan KPK, namun Partai Golkar tetap mempertahankan Novanto sebagai ketua umum dan menunggu hasil praperadilan yang diajukan Novanto. Rapat pleno DPP Partai Golkar Selasa (21/11/2017) kemudian menunjuk Idrus Marham sebagai pelaksana tugas ketua umum.

Atas alasan yang sama, yakni menunggu hasil praperadilan, maka Golkar juga mempertahankan Novanto sebagai Ketua DPR RI.

Kompas TV KPK memeriksa Plt sekjen DPR, Damayanti untuk tersangka korupsi KTP Elektronik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com