Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2017, 21:30 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, meminta kepada seluruh pihak untuk mendoakan kesembuhan bagi Novanto.

Hal itu menyusul kecelakaan mobil yang dikabarkan menimpa Novanto, Kamis (16/11/2017) malam. Novanto pun dilarikan ke Rumah Sakit Media Permata Hijau, Jakarta Selatan.

"Yang jelas mohon doanya supaya beliau cepet sembuh. Bagaimana keadaannya yang bisa menjelaskan kan dokter, bukan saya," kata Fredrich di RS Medika Permata Hijau, Kamis malam.

Fredrich menjelaskan, Novanto mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju studio salah satu stasiun televisi swasta untuk melangsungkan siaran langsung. Karena terburu-buru, Novanto pun mengalami kecelakaan.

(Baca juga: Saut Sebut Membawa Setya Novanto ke KPK Hanya soal Waktu)

Seusai menghadiri siaran langsung tersebut, Novanto berencana hadir dalam pertemuan DPD I dan kemudian menuju Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memberikan keterangan.

Novanto langsung dilarikan ke Unit Gawat Darurat. Namun, saat ini ia sudah dirawat di kamar VIP dan didampingi empat dokter rawat, yakni ahli jantung, internis, ahli saraf, dan ahli bedah.

"Mudah-mudahan dengan obatnya ini bisa siuman," tuturnya.

(Baca juga: Ini Kronologi Kecelakaan Setya Novanto)

Menurutnya, saat ini Novanto belum siuman. Jika Novanto dinyatakan oleh dokter sudah boleh pulang, Novanto akan datang ke KPK.

"Kalau sudah boleh pulang otomatis pertama kali akan mendatangi KPK. Sebagai tanggung jawab warga negara yang harus memberi contoh kepada rakyat," tuturnya.

Adapun kecelakaan tersebut terjadi sekitar Pukul 19.00 WIB. Fredrich menjelaskan, Novanto bersama ajudannya menggunakan mobil Fortuner.

Ia belum dapat memastikan lokasi kejadiannya, tetapi kecelakaan tersebut terjadi tak jauh dari rumah sakit tempat Novanto dirawat.

Kompas TV Ketua KPK Agus Rahardjo yakin Ketua DPR Setya Novanto masih berada di dalam negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com