Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahyudin, Istri Novanto Tegar Saat KPK Datang ke Rumah

Kompas.com - 16/11/2017, 12:46 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan, kondisi istri Setya Novanto, Deisti Astriani, cukup tegar saat tim KPK berupaya menjemput paksa Ketua Umum Golkar itu pada Rabu (15/11/2017) malam.

Mahyudin adalah satu pimpinan Golkar yang datang ke kediaman Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam.

Namun saat sampai, Mahyudin mengaku tidak bertemu Novanto lantaran tidak ada di kediamannya.

"Beliau (istri Novanto) tegar," ujar Mahyudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

(Baca juga : Novanto Menghilang, Jusuf Kalla Nilai Ketum Golkar Layak Diganti)

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) MahyudinKOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Mahyudin
Sebenarnya, tutur Mahyudin, ia tidak tega meninggalkan kediaman Novanto semalam. Sebab, hanya ada istri Novanto dan para asisten rumah tangga di dalamnya.

Sementara itu, beberapa petugas KPK masuk melakukan penggeledahan. Adapun di luar rumah, puluhan jurnalis terus berkumpul.

(Baca juga : JK: Novanto Harus Taat Hukum, Kalau Lari Bagaimana Dia Bisa Dipercaya?)

Malam itu, Novanto tidak ditemukan di dalam rumah.

"Saya sebenarnya enggak tega tinggalin tempat ini dalam suasana begini. Tapi sudah setengah dua belas, ya kalau berkenan saya pamit pulang walau situasi begini," cerita Mahyudin.

"Ibu Desti bilang 'ya sudah kalau Pak Mahyudin mau pulang silahkan. Karena Pak Mahyudin kan juga punya keluarga. Mungkin nanti dicari juga oleh keluarga'," ucap dia menuturkan kata-kata Deisti.

Hingga kini, Mahyudin belum berkomunikasi dengan Novanto. Terakhir, ia berkomunikasi dengan tersangka kasus korupsi KTP elektronik itu usai rapat paripurna DPR.

KPK menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Novanto setelah yang bersangkutan berkali-kali tak memenuhi panggilan pemeriksaan.

(Baca juga : Kronologi Sebelum Setya Novanto Menghilang hingga Diburu KPK)

Novanto tiga kali tak hadir dalam agenda pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Ia juga sekali tak hadir ketika dipanggil sebagai tersangka.

Petugas KPK kemudian mendatangi kediaman Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Namun, petugas KPK tidak menemukan Novanto. Meski demikian, petugas KPK membawa sejumlah barang dari tempat tersebut

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi gagal menjemput paksa Ketua DPR yang juga tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto karena tidak berada di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com