Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Tak Setuju Gagasan Revolusi Putih dari Prabowo

Kompas.com - 26/10/2017, 15:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek tak setuju dengan program Revolusi Putih yang digagas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Nila menilai, program bagi-bagi susu kepada anak-anak itu tidak akan optimal.

"Saya agak enggak setuju. Susu kalian tahu dari mana? Dari sapi. Cukup enggak sapi kita? 250 juta penduduk mesti dapat dari mana," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Menurut Nila, mencukupi gizi anak-anak di Indonesia tidak harus melalui susu. Ada makanan lain yang memiliki gizi sama dengan susu, tetapi pasokannya jauh lebih berlimpah untuk mencukupi kebutuhan seluruh anak di Indonesia. Makanan tersebut tidak lain adalah ikan.

Hashim Djojohadikusumo di Balai Kota DKI, Kamis (26/10/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Hashim Djojohadikusumo di Balai Kota DKI, Kamis (26/10/2017).
"Kalau Pak Prabowo bilang protein, ya kami mendorong. Makan protein itu dari ikan begitu banyak kok," kata Nila.

(Baca: Hashim Temui Anies, Usulkan Program "Revolusi Putih" dari Prabowo)

Nila mengatakan, hal yang terpenting adalah orangtua bisa menjaga asupan gizi yang seimbang bagi anaknya.

"Kalau kita lihat konten dari susu, isinya protein, lemak, gula ada di dalamnya. Bisa diganti ikan? Bisa. Ada ikan lele, nila, mujair, darat," tambah dia.

Nila mengakui bahwa saat ini banyak anak di Indonesia masih kekurangan gizi. Dari 10 anak, kata dia, 4 anak mengalami stunting. Namun, Nila menolak apabila kementeriannya menjadi yang paling disalahkan terkait kurangnya gizi anak ini.

Kegiatan Posyandu di wilayah Ogan Komering Ilir, salah satu langkah pencegahan stunting. Kegiatan Posyandu di wilayah Ogan Komering Ilir, salah satu langkah pencegahan stunting.
Padahal, menurut dia, anak kekurangan gizi bisa disebabkan berbagai aspek. Misalnya, dari segi industri harus memproduksi makanan yang bersih.

Lalu, para petani juga harus menghentikan kebiasaan menggunakan pestisida. Begitu juga peternak tidak lagi menggunakan antibiotik.

(Baca: Jokowi-JK Punya Revolusi Mental, Prabowo-Hatta Revolusi Putih)

"Ini yang kita bicarakan sama Pak Presiden ya. Ini selalu dikatakan kalau kurang gizi itu, itu tugas kesehatan. Tugas Kementerian Kesehatan. Ini yang saya enggak mau," kata dia.

Adik Keta Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yaitu Hashim Djojohadikusumo, menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/10/2017). Hashim mengatakan, dia membawa usulan program untuk pelajar kurang mampu di Jakarta.

"Saya sampaikan beberapa hal dan beliau sudah setuju. Pertama adalah program tambahan makanan untuk pelajar sekolah. Ini adalah program dari Pak Prabowo, Revolusi Putih," ujar Hashim di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) seusai pada pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.  ANTARA FOTO / WAHYU PUTRO A Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) seusai pada pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.
Revolusi Putih adalah pemikiran Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat.  Salah satu caranya menjadikan susu sebagai konsumsi rakyat Indonesia setiap hari.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com