Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Jokowi-JK, Fadli Zon Beri Nilai 5

Kompas.com - 20/10/2017, 20:38 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melihat masih banyak janji-janji kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla yang belum direalisasikan menginjak tahun ketiga pemerintahan.

Capaian pemerintah saat ini, menurut Fadli, masih jauh dari harapan.

"Kalau disuruh kasih angka 1 sampai 10, saya kasih angka 5," ujar Fadli dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Fadli mengaku membuat polling lewat akun Twitter @fadlizon, soal persepsi hidup masyarakat di tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Dari 7.400 orang yang mengisi polling, 66 persen mengaku hidup semakin susah.

"Saya kira ini bisa menunjukkan, saya lihat juga di beberapa polling lain di sosial media rata-rata mengatakan kehidupan lebih sulit," kata dia.

(Baca juga: Jokowi: Tiga Tahun Jadi Presiden, Pekerjaan Masih Jauh dari Selesai)

Menurut Fadli, banyak program kerja pemerintah yang kelihatan seolah kerja namun hasil dari kerja tersebut tak dirasakan langsung oleh masyarakat. Misalnya, pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur dinilai mengambil porsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sangat besar tapi tak memberi dampak langsung yang dirasakan masyarakat.

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur seharusnya memberi multiplier effect, setidaknya terhadap 20 subsektor, mulai dari industri besi, semen, baja, hingga perbankan.

Namun, Fadli tak melihat ada kemajuan di sektor industri. Misalnya, sektor industri logam yang justru tumbuh negatif pada kuartal pertama 2017.

"Masa di tengah infrastruktur justru industri logam dasar tumbuh negatif? Dari mana besi dan baja yang digunakan untuk kerangka jembatan, jalan tol, rel kereta api? Dari kita atau bukan?" kata Fadli.

(Baca juga: Tiga Tahun Jokowi, Masyarakat Puas tapi Keluhkan Kondisi Ekonomi)

Penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi pun dinilai Fadli anjlok dari 8,21 juta orang pada 2015 menjadi 7,98 juta orang pada 2016.

"Artinya terjadi pengurangan 230 ribu orang. Jadi buruh yang diserap dari mana?" ucap dia.

Fadli juga menyinggung adanya ketimpangan di masyarakat yang semakin jauh. Isu penurunan daya beli yang pernah ramai dibincangkan, menurut Fadli merupakan fakta yang ditemukannya di lapangan.

Penurunan daya beli yang dirasakan, kata di, terjadi luar biasa. Misalnya, pedagang di Pasar Glodok dan Tanah Abang yang omsetnya menurun sangat tajam, sedikitnya 25 sampai 30 persen.

"Ini bukan sesuatu yang imajiner. Ini justru real yang kami rasakan di masyarakat. Ketika turun ke masyarakat juga kami merasakan bahwa kehidupan susah, cari kerja susah. Belum lagi kalau buka 100 janji Jokowi-JK," ucap Anggota DPR dari dapil Jawa Barat V itu.

Kompas TV Fadli Zon menilai wajar Jokowi unggul dalam hasil survei yang dirilis SMRC, karena selalu mendapatkan publisitas dari media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com