Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjahjo: Semua Parpol Pendukung Ingin Posisi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 29/08/2017, 18:32 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan, saat ini partai politik pendukung pemerintah ingin mengusung kadernya sebagai calon wakil presiden untuk berpasangan dengan Presiden Joko Widodo dalam pemilu presiden 2019.

"Mohon maaf, semua partai pendukung itu kan bargaining-nya bagaimana bisa dapat Wapres. Kan wapresnya hanya satu, tapi pendukungnya banyak, rebutan di situ," kata Tjahjo usai rapat kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Saat ini, Jokowi yang merupakan kader PDI-P didukung juga oleh Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKB, PAN dan PPP.

Tjahjo tidak bisa menjamin apakah seluruh partai itu akan solid mendukung Jokowi dalam pilpres 2019 nanti apabila keinginan mendapat kursi wapres tidak terpenuhi.

"Apakah yang sekarang ini akan mendukung Pak Jokowi, bisa iya bisa tidak," kata Politisi PDI-P ini.

(baca: Tjahjo Usul Jusuf Kalla Jadi Ketua Timses Jokowi dalam Pilpres 2019)

Tjahjo mengatakan, secara etis, harusnya semua partai tersebut kompak mendukung Jokowi dalam pilpres 2019.

Apalagi, kader mereka sudah ditunjuk sebagai menteri oleh Jokowi.

Namun, memang tidak ada keharusan bagi parpol pendukung pemerintah untuk kembali mendukung Jokowi maju dalam Pilpres.

"Dengan tidak mendapatkan (cawapres), apakah dia berpotensi tetap mendukung, mungkin bargaining-nya di anggota kabinet atau bisa membangun koalisi baru, sah sah saja wong tidak ada pendukung Pak Jokowi, tidak ada akte notaris, tidak ada kok," ucap Tjahjo.

 

(baca: Tjahjo Harap Semua Menteri Sukseskan Jokowi di Pilpres 2019)

Tjahjo menambahkan, secara prinsip pemerintahan Jokowi-JK tinggal berjalan 11 bulan lagi.

Sebab pada Agustus 2018, sudah dimulai tahapan untuk pengumuman calon legislatif hingga calon presiden dan wakil presiden.

Presiden Jokowi sebelumnya juga menyinggung tahun politik yang semakin dekat dalam sidang kabinet paripurna siang ini.

(baca: Gerindra Tak Masalah Koalisi dengan PAN, asalkan Prabowo Jadi Capres)

Presiden Jokowi meminta menteri memperhatikan betul kebijakan yang diambilnya agar tidak membuat kegaduhan di publik.

"Saya harapkan menteri tidak membuat kebijakan baru yang belum dikonsultasikan kepada publik pada masyarakat, belum melalui kajian dan perhitungan perhitungan mendalam, sehinga justru bisa membikin hal-hal yang tidak diingini masyarakat dan membuat masyarakat kecewa," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com