Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Nilai Ada Pergeseran Makna Hijrah di Dunia Islam Saat Ini

Kompas.com - 23/08/2017, 13:12 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengaku sedih jika berbicara mengenai fenomena yang terjadi di dunia Islam saat ini.

"Sedih kita lihat perpecahan-perpecahan dunia Islam hari ini. Begitu banyak konflik antara negara Islam," kata Kalla membuka Simposium Internasional Pendidikan Islam di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Begitu juga saat bicara mengenai hijrah. Menurut Kalla, hijrah saat ini telah mengalami pergeseran makna yang sesungguhnya.

Kalla melanjutkan, saat ini banyak yang menilai hijrah bukan sebagai proses transformasi menuju keadaan yang lebih baik. Namun, hijrah dinilai terlibat aksi perang atau bahkan teror di negara lain.

"Bicara hijrah tentu dari Mekkah ke Madinah. Tapi sekarang, hijrah ke Suriah, ke Eropa, hijrah dari Irak ke Eropa. Semua ini memberikan tetesan kesedihan," ujar dia.

(Baca juga: Terpikat ISIS dan Hijrah ke Suriah, Para WNI Ini Akhirnya Kecewa)

Kalla mengatakan, seharusnya negara-negara Islam tersebut mengamalkan ajaran Islam yang sesungguhnya, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin.

"Dunia Islam saat ini, saling membunuh, konflik satu sama lain. Tentu bukan agama yang salah, tapi perilaku yang salah. Harusnya bagaimana kita melaksanakan Islam rahmatan lil alamin," ujar Kalla.

Karena itu, Kalla pun mengajak masyarakat di Tanah Air untuk patut bersyukur dengan kondisi Islam di Indonesia yang toleran dan saling menghormati satu sama lain.

"Karena itulah maka kita harus bersyukur berada di Indonesia yang penuh toleransi satu sama lain, yang menghormati satu sama lain. Ditambah kultur bangsa ini yang plural, moderat, ini suatu yang baik," ujar dia.

"Apalagi kalau kita bicara tentang ilmu keislaman di Indonesia sangat luar biasa. Puluhan ribu pesantren, ada juga ribuan pendidikan Islam di tingkat perguruan tinggi di Indonesia ini. Tentu ini beri wajah berbeda dari negara Islam lain," tutur Kalla.

Kompas TV Imam Masjid Islamic Centre of New York Ikut Bicara Toleransi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com