Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Lemhanas: Ketahanan Ideologi Pancasila pada Generasi Muda Menurun

Kompas.com - 15/05/2017, 15:23 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan, maraknya penyebaran paham radikalisme dan meningkatnya sikap intoleransi merupakan akibat penurunan ketahanan ideologi Pancasila di kalangan generasi muda.

Hal tersebut diungkapkannya saat menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan media massa nasional di Gedung Tri Gatra, Lemhanas RI, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2017).

"Tidak jadi rahasia kalau paham radikalisme juga menyebar di perguruan tinggi. Memang ada kemerosotan. Ketahanan ideologi menurun dan menyebabkan radikalisme dan intoleransi," ujar Agus.

Agus menjelaskan, pada masa Indonesia mengalami peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi, masyarakat menjadi lebih terbuka dengan beragam ideologi yang berasal dari luar.

Lalu lintas ideologi terjadi tanpa mengenal batas negara.

Masyarakat mengalami euforia reformasi dan menentang segala hal yang berbau Orde Baru.

Menurut Agus, pasca-reformasi, pengimplementasian nilai-nilai Pancasila tidak berjalan dengan baik.

Di sisi lain, Indonesia tidak bisa menghindari munculnya fenomena globalisasi dan demokrasi yang terjadi di dunia internasional.

"Di sini kita agak terlambat dengan adanya euforia demokrasi. Kita lengah dalam menyiapkan implementasi ideologi Pancasila di era reformasi. Sementara lalu lintas ideologi terjadi tanpa ada batas," kata dia.

"Ibarat bayi, kita ini masih dalam proses inkubasi," tambah Agus.

Agus mengatakan, untuk mengantisipasi persoalan tersebut, Lemhanas tengah melakukan kajian jangka menengah, dalam menyebarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ke generasi muda.

"Yang penting sekarang menyebarkan dan mengimplementasikan paham Pancasila ke generasi muda. Lemhanas melakukan kajian tentang program dan fenomena yang ada, sifatnya minimal jangka menengah," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com