Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Minta MA Jelaskan Alasan Pengambilan Sumpah Pimpinan Baru DPD

Kompas.com - 05/04/2017, 17:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta, Mahkamah Agung menjelaskan alasan pelantikan tiga pimpinan Dewan Perwakilan Daerah yang baru.

Pasalnya, di satu sisi, MA telah membatalkan Tata Tertib DPD terkait masa jabatan pimpinan, namun di sisi lain MA justru dianggap mengingkari putusannya.

“MA ini harus menjelaskan dia ada di mana sekarang ini, posisi ini. Kenapa dia mengambil sikap seperti itu,” kata Fahri usai menghadiri seminar nasional Nahdlatul Wathan di Universitas Negeri Jakarta, Rabu (5/4/2017).

Tatib DPD yang dibatalkan MA yaitu Tatib Nomor 1 Tahun 2016 dan 2017. Dalam tatib tersebut diatur bahwa masa jabatan pimpinan DPD selama 2,5 tahun.

(Baca: Pimpinan DPD Akhirnya Dipandu Sumpah oleh MA)

Dengan pembatalan tatib tersebut, maka masa jabatan pimpinan DPD tetap lima tahun.

Adapun imbas dari putusan MA yakni kericuhan yang terjadi di internal DPD saat proses pemilihan pimpinan baru.

Posisi Farouk Muhammad dan GKR Hemas sebagai Wakil Ketua DPD, digantikan Nono Sampono dan Damayanti Lubis.

Ada pun posisi Ketua DPD dijabat Oesman Sapta Odang yang juga Ketua Umum Partai Hanura.

“Juru bicara MA harus menceritakan ini,” ujarnya. Fahri menambahkan, kisruh di internal DPD terjadi akibat anomali posisi DPD.

(Baca: Kata Farouk, Kursi Pimpinan DPD Digoyang Sejak Lama oleh Loyalis Oesman Sapta)

Di satu sisi, anggota DPD dipilih melalui proses pemilihan umum. Di sisi lain, DPD memiliki wewenang terbatas tidak seperti DPR.

“DPD itu kan tidak jelas juga prosedurnya, dan sekarang MA terjebak dalam konflik prosedur di DPD. Di satu sisi MA membatalkan tata tertib, tetapi di satu sisi MA melantik hasil pembatalan itu,” kata dia.

“Anomali politik ini yang kemudian menjadi anomali dalam penegakkan hukum MA jadi tidak Nampak menegakkan hukum, tapi MA jadi Nampak seperti ada dalam permainan politik,” lanjut dia.

Kompas TV Ketidakjelasan Pelantikan Pimpinan DPD Baru

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com