Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Calon Komisioner KPU, DPR Didesak Tak Utamakan Selera Personal

Kompas.com - 30/03/2017, 15:22 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah fraksi di DPR merasa keberatan dengan proses seleksi calon Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2017-2022.

Mereka juga mempermasalahkan sejumlah nama yang tidak lolos untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan. Di antara nama yang disebut ialah Ketua Bawaslu Muhammad, yang dinilai punya kapabilitas untuk menjadi komisioner KPU.

Namun, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyayangkan langkah DPR terhadap kinerja Timsel KPU-Bawaslu. Ia menilai semestinya hal itu tidak perlu terjadi.

"Ini yang mestinya tidak terjadi. DPR tidak bisa menempatkan selera personal atas seseorang," kata Titi melalui pesan singkat, Kamis (30/3/2017).

"Ini kan seleksi merupakan proses check and balance antara presiden dan DPR," ujar dia.

(Baca juga: Tak Tepat jika DPR Pertanyakan Kerja Pansel Jaring Calon Komisioner KPU-Bawaslu)

Titi menuturkan, saat Presiden Joko Widodo menyerahkan hasil seleksi Timsel KPU-Bawaslu kepada DPR, artinya kinerja dan kredibilitas Timsel KPU-Bawaslu telah diakui.

Saat itu kewenangan atas nama calon penyelenggara pemilu beralih ke tangan Jokowi.

Untuk itu, Titi meminta kepada DPR untuk berfokus pada uji kelayakan dan kepatutan calon komisioner KPU-Bawaslu.

"Mencari penyelenggara pemilu yang kredibel dan punya integritas. Bukan yang sesuai dengan selera yang basisnya personal. Kan seleksi itu ada mekanismenya. Bukan praktik koboi," ujar Titi.

(Baca juga: Mantan Timsel Minta DPR Segera Proses Calon Komisioner KPU-Bawaslu)

Titi mencontohkan, hal serupa pernah terjadi saat mantan Ketua Bawaslu Bambang Eka Cahya Widodo mendaftar kembali menjadi komisioner KPU periode 2012-2017.

Saat itu, Bambang dan tiga calon komisioner lainnya tidak lolos seleksi. Meski demikian, proses seleksi KPU-Bawaslu tetap berjalan. Menurut Titi, saat itu, tidak ada protes yang datang akibat penilaian Timsel.

"Timsel ini kan diisi orang yang bukan sehari atau bulanan berkiprah di isu kepemiluan dan demokrasi. Mereka ini orang yang punya rekam jejak mumpuni di bidang itu. Naif kalau menganggap ada permainan dalam kerja mereka," ujar Titi.

Kompas TV DPR dan Pemerintah Bahas Revisi UU Pemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com