Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi KPK, Majelis Kehormatan MK Periksa Penyuap Patrialis Akbar

Kompas.com - 13/02/2017, 16:09 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) kembali menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedatangan MKMK merupakan tindak lanjut dari salinan Keputusan Presiden (Keppres) terkait pemberhentian sementara hakim konstitusi Patrialis Akbar yang diterima pada Kamis (9/2/2017) sore.

"Jadi memang menurut prosedurnya kalau sudah ada pemberhentian sementara dari Presiden baru pemeriksaan lanjutan oleh MKMK," kata Sekretaris MKMK Anwar Usman di gedung KPK, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Anggota MKMK Bagir Manan mengatakan, MKMK belum dapat memberikan keputusan terkait sanksi etik yang dilakukan Patrialis. Ia berharap MKMK mendapatkan keterangan tambahan.

"Mudah-mudahan kalau ini dapat selesai tidak begitu sore. Kami akan lanjutkan di MK. Kami belum putus final," ucap Bagir.

(Baca: MK Terima Keppres Pemberhentian Patrialis Akbar)

Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, terdapat dua tersangka yang diminta MKMK untuk dilakukan pemeriksaan, yakini Basuki Hariman dan sekretarisnya Ng Fenny.

Sebelumnya, MKMK telah memeriksa Patrialis dan Kamaludin. Febri menuturkan, KPK merima kordinasi yang dilakukan oleh MKMK. Meski demikian, menurut Febri, pemeriksaan para tersangka untuk mendalami pelanggaran etik telah cukup dilakukan.

(Baca: KPK Telusuri Kaitan Penyuap Patrialis dengan Pemohon Uji Materi)

Febri menyebutkan, MKMK dapat melakukan pemeriksaan selain yang ditangani oleh KPK. KPK saat ini juga tengah menyelidiki kasus dugaan suap uji materi Undang-Undang nomor 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Kami kira untuk kebutuhan pemeriksaan etik sampai dengan hari ini, cukup. Silahkan MKMK lakukan kegiatan yang lain. Saya kira masih banyak pemeriksaan lain yang masih bisa dilakukan. Dan KPK juga sedang fokus pada penyidikan ini untuk melakukan pemeriksaan saksi atau kegiatan lain," ujar Febri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com