Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Diminta Hati-hati dalam Sampaikan Gagasan

Kompas.com - 20/12/2016, 18:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy diminta berhati-hati dalam menyampaikan gagasan yang akan dilontarkan ke publik.

Selama ini, Muhadjir dianggap kerap melontarkan gagasan yang menimbulkan pro dan kontra di publik.

Salah satunya terkait dengan usulan moratorium Ujian Nasional yang batal dilaksanakan. Presiden Joko Widodo memutuskan UN tetap dilaksanakan.

"Kami (Komisi X) juga mengkritisi Mendikbud agar berhati-hati dalam menyampaikan gagasan agar tidak memunculkan pro dan kontra," ujar anggota Komisi X Dadang Rusdiana melalui pesan singkat, Selasa (20/12/2016).

Mendikbud, kata dia, seharusnya mematangkan dulu konsep setiap kebijakan yang akan diberlakukan di tingkat pemerintah baru kemudian meleparkannya ke publik untuk meminta tanggapan.

Kemudian, baru diputuskan bersama dengan Komisi X sebagai mitra kerja.

"Sekarang kan terbukti, pemerintah dalam hal ini Presiden dan Wapres belum menyetujui usulan moratorium UN tersebut," tutur Sekretaris Fraksi Partai Hanura itu.

Dadang menambahkan, pihaknya telah meminta Muhadjir untuk melakukan kajian mendalam jika UN ditiadakan. Hal itu perlu dilakukan agar persoalan kualitas dan kepentingan pendidikan tetap bisa berjalan.

Model UN dinilai perlu diperbaiki jika ingin terus dilanjutkan. Sehingga, UN dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat evaluasi anak didik serta mencerminkan tingkat ketercapaian pembelajaran anak didik.

"Model soal seperti sekarang kan belum sepenuhnya bisa menggali kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Jadi, model soal UN juga harus diperbaiki kalau ingin terus dilanjutkan," tuturnya.

Sementara itu, pada rapat kerja Mendikbud bersama Komisi X beberapa waktu lalu, Muhadjir sempat menjelaskan bahwa gagasan terkait rencana perubahan kebijakan selalu dilontarkan terlebih dahulu ke publik untuk mendapatkan umpan balik (feedback).

Menurut dia, sebagai menteri ia memiliki mandat untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui media. Melemparkan gagasan ke publik, kata dia, adalah bagian dari proses.

"Kalau menurut saya, itu bagian dari proses, agregasi opini, mendapat feedback dari publik kira-kira kebijakan itu gimana," tutur Muhadjir.

"Kalau dianggap bukan dari proses, enggak masalah. Artinya jangan disalahkan kalau saya tiba-tiba mengeluarkan gagasan," kata dia.

Pemerintah sebelumnya telah memutuskan tetap menggelar ujian nasional (UN). Selain itu, Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) juga tetap dilakukan bersamaan dengan UN.

(Baca: Pemerintah Putuskan UN Tetap Berjalan)

 

Untuk UN, Wapres mengatakan, akan dilaksanakan dengan mengujikan empat mata pelajaran yang selama ini telah diujikan. Sedangkan untuk USBN, mata pelajaran yang diujikan akan diberi batasan-batasan yang bersifat nasional.

(Baca juga: Ini Pertimbangan Pemerintah Tetap Berlakukan UN)

Kompas TV Siswa & Guru di Kudus Tolak Penghapusan UN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com