"Jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu semakin bertambah. Lima puluh tahun yang lalu jumlah penduduk lima miliar jiwa, sekarang sudah mencapai tujuh miliar. Semakin banyak orang di bumi," kata Wakil Ketua MPR Evert Ernest Mangindaan, S.IP, saat menjadi pemateri Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Kamis, (8/12/2016).
Mangindaan menjelaskan, dengan bertambahnya penduduk bumi maka kebutuhan semakin banyak. Kebutuhan akan air, energi, dan pangan semakin ketat.
Saat ini terjadi persaingan memperebutkan ketiga hal tersebut terutama pangan dan energi karena dua hal tersebut sangat strategis.
Meski demikian, Mangindaan optimis memandang ke depan. Kuncinya adalah pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu, jumlah panen padi bisa ditingkatkan sampai puluhan ton. Pengetahuan sangat penting untuk bisa mengatasi kebutuhan pangan.
"Dalam soal energi, perebutan akan semakin ketat. Contohnya saat ini semua kendaraan membutuhkan energi. Hal ini membuat energi semakin banyak dibutuhkan sehingga orang yang memiliki kendaraan memperebutkan energi," ujarnya.
Meskipun begitu, Mangindaan juga optimis masalah itu bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi juga menjadi tantangan bagi bangsa. Bahkan, globalisasi dapat mengintervensi bangsa Indonesia.
Dalam era globalisasi ini, pihak asing juga akan mempengaruhi perumusan kebijakan dalam negeri.
Beliau menambahkan, dalam globalisasi ini kita tak boleh hanya memandang ke dalam saja, tetapi juga harus memandang keluar. "Pengaruh global harus kita perhitungkan dalam perumusan. Contohnya sebagai enam kawasan ekonomi khusus, Bitung, Sulawesi Utara, dipersiapkan untuk menghadapi Abad Pasifik. Untuk itu perencanaan Bitung harus berwawasan global," tuturnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Mangindaan menceritakan pengalamannya saat menjadi Menteri Perhubungan. Bagaimana saat dirinya hendak menyusun kebijakan perhubungan. Adanya Asean juga membuat dirinya berpikir bagaimana kebijakan itu juga menyentuh masalah hubungan antarbangsa itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.