Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesan Menlu Retno soal Naik Motor dan Jalan Kaki ke Istana...

Kompas.com - 05/12/2016, 11:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terpaksa naik motor dicampur jalan kaki dari kantornya di Jalan Pejambon, ke ke Istana Kepresidenan, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Momen itu terjadi saat Retno dipanggil mendadak oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (2/12/2016), untuk melaporkan beberapa hal terkait urusan luar negeri.

Saat itu, jalanan masih padat pasca-aksi doa bersana yang digelar di Monas. Moda transportasi sepeda motor pun dipilih Menlu untuk mengatasi kemacetan.

"It's nice," kata Menlu saat ditanya kesannya menaiki sepeda motor ke Istana, Senin (5/12/2016).

Retno menceritakan, ia berangkat dibonceng oleh sekretarisnya, Muhammad Al Aula, meminjam sepeda motor salah satu karyawan Kemenlu.

Retno berangkat dari kantornya sekitar pukul 14.45 WIB. Sepeda motor yang ditumpangi Menlu harus berjalan dalam keadaan lambat karena tertahan oleh kemacetan.

Namun, sesampainya di Jalan Veteran I, motor yang ditumpangi Menlu sama sekali tidak bisa berjalan.

"Di Jalan Veteran, sudah berhenti, karena saudara kita sedang berjalan menuju Jalan Juanda untuk kembali, kan. Karena itu sudah lepas shalat Jumat," ujar Retno.

Akhirnya, motor yang ditumpangi Menlu pun diparkir di pinggir jalan. Ia dan sekretarisnya lalu berjalan kaki ke Istana. Jaraknya masih sekitar 1 kilometer.

Menlu baru tiba di Istana pada pukul 15.45 WIB.

"Waktu yang paling lama yang diperlukan dari Pejambon ke Istana. Satu jam," ucap Retno.

(Baca juga: Saat Menlu Retno Naik Motor Membelah Jakarta Menuju Istana)

Meski biasanya naik mobil dinas mewah dan kini harus naik motor dan dicampur berjalan kaki, Retno justru menikmati perjalanannya itu.

"Saya naik motor sudah biasa, jalan kaki apalagi," ucapnya.

Kompas TV Demokrasi Indonesia Damai dan Bermartabat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com