Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Akui Pernah Berfoto bersama Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Kompas.com - 06/10/2016, 07:52 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo terkejut akibat beredar foto dirinya bersama pemilik Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, di media sosial.

Gatot mengaku memang pernah berfoto dengan Taat Pribadi. Meski begitu, ia tidak tahu bahwa orang yang berfoto bersamanya itu ternyata terjerat kasus pembunuhan dan penipuan.

"Begitu muncul fotonya, saya kaget juga," ujar Gatot usai upacara peringatan HUT ke-71 TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Gatot mengatakan, ia pernah berfoto bersama Taat Pribadi di suatu acara kemiliteran. Hanya, dia melupakan detail acara tersebut.

"Ini kayaknya waktu yang pelantikan. Saya pakai PDU (pakaian dinas upacara). Pelantikan apa gitu," ucap Gatot.

Gatot menuturkan, siapa pun dapat berfoto bersama dirinya, termasuk Taat Pribadi. Ini dikarenakan Gatot enggan menolak permintaan foto bersama dengan masyarakat.

Gatot tak ingin mendapat predikat buruk lantaran enggan diajak foto bersama.

"Itu kan banyak juga wartawan yang kadangkala minta foto selfie sama saya. Masa sih saya tanya sama yang minta foto bareng, 'Kamu jahat apa enggak?'," ucap Gatot.

Foto Gatot bersama Taat Pribadi menghiasi sejumlah post di media sosial dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam foto itu, ada keterangan "Mas Kanjeng Taat Pribadi Bersama Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Istana Negara Jakarta".

(Baca juga: Seskab Bantah Dimas Kanjeng Taat Pribadi Dekat dengan Jokowi)

Kompas TV Marwah Daud Mundur Dari MUI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com