Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Irman Gusman Kunjungi Rutan Guntur

Kompas.com - 22/09/2016, 12:53 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman melakukan kunjungan ke ruang tahanan Kelas I Jakarta Timur cabang KPK, Rutan Polisi Militer Komando Daerah Militer V/Jayakarta (Kodam Jaya), Jalan Sultan Agung No.33 Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2016).

Kunjungan tersebut dimaksudkan membesuk Irman yang ditahan karena dugaan suap sebesar Rp 100 juta yang diberikan oleh Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto terkait pemberian rekomendasi kepada Bulog.

Dalam kesempatan tersebut hadir istri Irman, Liestyana Rizal Gusman datang beserta salah satu anaknya. Mereka datang mengendarai mobil Alphard dengan plat nomor B 134 LG. Liestyana datang pukul 09.25 WIB.

Liestyani langsung masuk ke dalam rutan seusai mengurus izin besuk di pos penjagaan depan. Pengacara Irman, Tommy Singh membenarkan adanya kunjungan keluarga Irman.

(Baca: KPK: Dalam Kasus Irman Gusman, Tak Ada Batasan Nominal untuk Perkara Suap)

"Sedang kunjungan. Pihak keluarga sedang berada di dalam," ujar Tommy.

Adapun pimpinan DPD RI, seperti Wakil Ketua I DPD RI Farouk Muhammad, Wakil Ketua II DPD RI Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan beberapa anggota lainnya yang dijadwalkan hadir gagal melakukan kunjungan.

Menurut Tommy, anggota DPD dilarang oleh KPK untuk melakukan kunjungan terhadap Irman.

"Anggota DPD dilarang hadir oleh penyidik KPK. Saya belum bisa konfirmasi kenapa mereka dilarang kunjungan," kata Tommy.

Kompas TV KPK Pastikan Irman Terima Suap Pengusaha Gula
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com