Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Pelaksanaan "e-Government" Harus Tersinergi

Kompas.com - 06/09/2016, 11:05 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pelaksanaan pemerintahan secara elektronik atau e-government diperlukan untuk mengefisiensi kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat.

Namun, hal lain yang lebih penting adalah bagaimana menyinergikan penggunaan aplikasi e-government agar lebih sederhana. Baik aplikasi yang dimiliki antar kementerian, maupun antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Rudiantara mengatakan, selama ini masing-masing kementerian menerapkan konsep e-government versi mereka sendiri.

Itu tidak salah. Namun, penerapan aplikasi e-government juga membutuhkan biaya tidak sedikit.

"Ini pemborosan terjadi luar biasa. Kalau menurut saya, kalau bisa membuat pilot project, kita bisa meraih hasil luar biasa dari e-government," kata Rudi saat menyampaikan paparan pada e-Government Summit 2016 di Jakarta, Selasa (6/9/2016).

"Kita bisa menggunting aplikasi-aplikasi dari kementerian-kementerian. Karena aplikasi itu harus di-maintain, kalua terapkan satu standar, maka penghematannya akan luar biasa," ujarnya.

Dengan menyinergikan e-government, Rudi menambahkan, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan.

Pertama, dari sisi e-budgeting. Penyusunan program kerja pemerintah tidak lagi berdasarkan money follow the program atau anggaran yang dibuat sesuai program, sebagaimana yang masih terjadi di kementerian saat ini.

"Jadi tidak lagi masing-masing kementerian buat anggaran," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah dapat membuat tema atas pembangunan apa yang menjadi prioritas. Setelah itu, pemerintah akan membuat road map apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan program prioritas itu.

Penyusunan anggaran pun berdasarkan pada tema yang telah ditentukan.

Keuntungan kedua, kata dia, yaitu dapat dikembangkan system pengawasan berdasarkan modul bisnis yang telah disusun di dalam anggaran.

Misalnya, modul untuk pengawasan dana desa. Saat ini, penyaluran dana desa, menurut Menkominfo, sebesar Rp 700 miliar untuk masing-masing desa. Tahun depan jumlah itu akan bertambah.

"Nah, bagaimana kita mengendalikan (penggunaaan dana desa) dalam konteks yang sederhana. Karena pengendalian pengawasan ini juga harus berjalan efektif dan efisien," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com