JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap peringatan 1 Syawal atau Idul Fitri sejatinya menjadi ajang bagi setiap orang untuk kembali kepada fitrahnya.
Untuk itu, dalam merayakan Idul Fitri, kesederhanaan diharapkan menjadi aspek yang dikedepankan.
"Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Mudah-mudahan semua tergolong ke dalam orang yang kembali ke jati diri, masuk ke dalam golongan orang yang mampu mengendalikan diri," kata Lukman, usai memberikan pernyataan pers terkait 1 Syawal 1437 Hijriah di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (4/7/2016) malam.
Ia mengatakan, selama satu bulan terakhir, umat Islam di seluruh dunia telah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Menurut dia, dengan berpuasa, setiap orang telah ditempa untuk menjadi pribadi yang dapat mengendalikan diri sendiri. Pengendalian diri tersebut, diharapkan juga dilakukan ketika umat Islam merayakan Idul Fitri nantinya.
"Idul Fitri tidak boleh bermewah-mewahan, pesta pora berlebihan, dirayakan dengan mahal," kata dia.
Lebih jauh, ia mengatakan, secara substansi Idul Fitri merupakan perayaan bagi seseorang yang telah kembali ke khalifah Tuhan dalam rangka menjadikan dirinya sebagai seorang umat yang lebih beriman.
"Kita telah menang melawan hawa nafsu sendiri, karena itu rayakan dengan mengaplikasikan ke fungsi kemanusiaan," kata dia.
Peringatan Lebaran kali ini jatuh pada 6 Juli 2016. Penetapan ini dibuat pemerintah dalam sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama hari ini, Senin (4/7/2016).